RADARTASIK.ID – Usaha jualan telur untuk pemula kini semakin dilirik karena modalnya relatif terjangkau, perputaran barang cepat, dan peluang cuan terbuka lebar di hampir semua wilayah.
Disarikan dari pembahasan di kanal Ruang Bisnis, usaha jualan telur menjadi menarik karena permintaannya stabil sepanjang waktu, tidak terpengaruh musim, dan selalu dicari oleh rumah tangga hingga pelaku usaha kuliner.
Bagi pemula, pertanyaan paling sering muncul adalah berapa jumlah stok awal yang aman agar tidak memberatkan modal namun tetap terlihat serius di mata pembeli.
Baca Juga:Bocoran Poco M8 Pro Terbaru Ramai Dibahas, Ini HP Murah Tapi Speknya NgeriOppo Reno 15 Pro Mini Makin Menggoda: HP Ringkas Rasa Flagship yang Layak ditunggu
Jawabannya sangat bergantung pada karakter wilayah penjualan, karena daerah dengan kepadatan penduduk rendah tentu memiliki ritme penjualan yang berbeda.
Di wilayah yang tidak terlalu padat, stok minimal jual telur sebanyak 20 kilogram dinilai cukup ideal untuk tahap awal sambil membaca pola permintaan pasar.
Sementara itu, untuk kawasan padat penduduk, stok awal 50 hingga 100 kilogram justru lebih rasional karena tingkat penyerapan barang cenderung lebih cepat.
Selain lokasi, pemahaman sistem pembelian dari kandang juga menjadi faktor penting dalam menentukan strategi usaha.
Dalam praktiknya, harga telur ditentukan berdasarkan jenjang volume pembelian mulai dari 10 kilogram, 100 kilogram, 500 kilogram, hingga hitungan ton.
Setiap kenaikan volume biasanya disertai selisih harga sekitar Rp100 hingga Rp200 per kilogram yang akan sangat memengaruhi margin keuntungan.
Di sinilah pentingnya memahami cara memulai bisnis telur secara bertahap agar pemula tidak terjebak membeli stok terlalu besar tanpa perhitungan matang.
Baca Juga:Botol Bekas Disulap Jadi Mesin Uang, Kisah Cuan Puluhan Juta dari Halaman RumahBerkat Baterai Jumbo dan Layar Halus, Moto G67 Power 5G Siap Jadi Teman Setia Aktivitas Harian
Kesalahan umum pemula adalah tergoda harga murah di volume besar tanpa mempertimbangkan kecepatan penjualan di lapangan.
Pengalaman menunjukkan bahwa telur adalah komoditas dengan harga fluktuatif yang bisa berubah dalam hitungan hari.
Oleh karena itu, disiplin dalam sistem pembayaran menjadi kunci penting agar arus kas tetap aman.
Karena pembelian telur dari kandang umumnya dilakukan secara tunai, maka penjualan kepada konsumen juga sebaiknya menggunakan sistem cash.
Langkah ini merupakan salah satu tips usaha telur rumahan yang sering diabaikan, padahal risikonya cukup besar jika pembayaran ditunda.
Jika harga telur turun setelah stok dibeli, pelaku usaha sebaiknya tetap tenang dan menjual sesuai harga beli tanpa panik.
