RADARTASIK.ID – Jelang laga berat kontra Inter Milan di Liga Champions, bek Kairat Almaty, Egor Andreevich Sorokin, berbicara dengan penuh keyakinan.
Dalam wawancara eksklusif bersama TuttoMercatoWeb (TMW), pemain asal Rusia berusia 29 tahun itu mengungkapkan tiga kunci utama yang diyakini dapat membantu timnya menahan bahkan mengalahkan finalis Liga Champions musim lalu.
Laga ini akan digelar Kamis (6/11) pukul 03.00 WIB, dan bagi klub asal Kazakhstan tersebut, pertandingan di Giuseppe Meazza menjadi ujian terbesar sepanjang sejarah mereka di kompetisi Eropa.
Baca Juga:Media Italia: Fofana Beban AC Milan, Ricci Punya Potensi20 Kali Alami Cedera, Dybala Hampir Setahun Tak Bermain untuk AS Roma
Namun Sorokin menegaskan, Kairat tidak datang ke Italia untuk sekadar menikmati suasana malam Liga Champions.
“Kami memenangkan kejuaraan domestik dan hanya beristirahat beberapa hari sebelum langsung mempersiapkan diri untuk menghadapi Inter,” ujarnya.
“Tidak ada yang luar biasa dalam persiapan kami. Prosesnya sama seperti jelang pertandingan lainnya — mulai dari analisis taktik di ruang teori hingga penerapan di lapangan,” lanjutnya.
Sorokin mengungkapkan bahwa kekuatan terbesar timnya bukan pada nama besar atau kualitas individu, melainkan persatuan, disiplin, dan kemampuan melakukan transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
“Berkat tiga hal itu, kami bisa sampai ke babak penyisihan grup,” katanya dengan percaya diri.
Meski menyadari kekuatan Inter Milan sebagai salah satu tim papan atas Eropa, Sorokin menegaskan bahwa Kairat Almaty punya rencana untuk menghadapi skuad asuhan Chivu tersebut.
“Inter adalah bagian dari sejarah sepak bola Eropa, mereka simbol kekuatan Italia. Tapi kami akan memberikan segalanya untuk meraih hasil positif,” ucapnya.
Baca Juga:Legenda AS Roma Selangkah Lagi Gabung Genoa, Mantan Pelatih Milan Tolak Pesangon Rp53 Miliar dari FiorentinaIngatkan Era Mourinho, Paolo Ziliani Minta Inter Benahi Pertahanan Jika Ingin Raih Scudetto
Bek berpostur 190 cm itu kemudian menyoroti pentingnya mentalitas dan kedisiplinan dalam bertahan.
Ia tahu betul, melawan tim seperti Inter yang punya daya serang luar biasa — dengan pemain seperti Lautaro Martínez, Marcus Thuram, dan Nicolò Barella — kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal.
“Kami tahu ini tidak akan mudah, tetapi kami harus tahu kapan harus menunggu, kapan harus menyerang, dan bagaimana menjaga gawang kami tetap aman,” ulasnya.
