Jadi Produsen Sampah Terbanyak, Pasar Cikurubuk Tasikmalaya Belum Mampu Olah Sampah Mandiri

Penanganan sampah pasar cikurubuk
Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana memantau penanganan sampah di Pasar Cikurubuk, Jumat (20/6/2025)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pasar Cikurubuk menjadi produsen sampah terbanyak di Kota Tasikmalaya. Namun pasar tersebut belum memiliki pengelolaan sampah mandiri yang maksimal.

Persoalan tumpah ruahnya sampah di pasar Cikurubuk bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, masalah serupa sudah cukup sering terjadi karena keterlambatan penumpukan.

Seperti halnya baru-baru ini di mana sampah memenuhi jalan di sekitar tempat penampungan. Namun setelah dilakukan optimalisasi, tumpukan sampah sudah kembali terkendali, Jumat (20/6/2025).

Baca Juga:Munculnya 3 Versi Anggaran Proyek IPAL TPA Ciangir Kota Tasikmalaya Memicu Kerawanan Penyalahgunaan AnggaranPantas Gelap, Jalan SL Tobing Belum Diakui Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya

Kabid Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana menerangkan bahwa Pasar Cikurubuk merupakan titik yang memproduksi sampah tertinggi di Kota Tasikmalaya. Dibandingkan dengan pasar lain saja, volumenya relatif cukup jauh. “Bisa tiga kali lipat dibanding pasar lain,” ungkapnya kepada Radar.

Diperkirakan, volume sampah di Pasar Cikurubuk setiap harinya mencapai 30 kubik. Hal itu diperhitungkan dari jumlah 5 kontainer yang dibutuhkan untuk menampungnya. “1 kontainer sekitar 6 kubik, jadi total per harinya sekitar 30 kubik,” terangnya.

Maka dari itu ketika ada kendala pengangkutan sehari saja, sampah akan menumpuk. Seperti tumpukan yang terjadi baru-baru ini di mana 2 truk pengangkut mengalami kerusakan. “Ketika ada truk rusak, pasti dampaknya sampah menumpuk,” terangnya.

Disinggung soal perlunya pengelolaan sampah khusus di Pasar Cikurubuk, Feri tidak menampiknya. Saat ini ini pun ada pengolahan sampah organik melalui program Gerakan Olah Sampah Organik (GOSO). “Ada pengurangan yang sampah organik, tapi pengurangannya masih minim,” tuturnya.

Idealnya, ada Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di pasar tersebut. Selain meminimalisir penumpukan yang tidak terkendali, juga bisa mengurangi volume sampah yang dikirim ke TPA Ciangir. “Bagusnya memang ada TPS 3R, karena prinsipnya mengurangi itu lebih baik,” katanya.

Hanya saja, tidak ada lahan milik pemerintah yang memadai di kawasan tersebut. Sehingga gagasan tersebut belum bisa direalisasikan. “Memang bagusnya ada TPS 3R, tapi penampungan sampah ini saja lahannya milik swasta,” ujarnya.(rangga jatnika)

0 Komentar