TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Polres Tasimalaya Kota melakukan rekayasa lalu lintas arus balik untuk mengurai kepadatan kendaraan, Rabu sore (2/4/2025). Mobil dari arah Kota Tasikmalaya menuju Bandung oun tidak bisa menggunakan jalur Gentong.
Pantauan Radartasik.id, volume kendaraan di masa arus balik semakin meningkat dari sebelumnya. Baik dari arah Kota Tasijmalaya menuju bandung maupu sebaliknya.
Sore harinya, sekitar pukul 15.50 WIB Polres Tasikmalaya pun melakukan pengalihan arus lalu lintas di Simpang 4 Panyusuhan. Di mana mobil pebalik diarahkan masuk Jalan Ciawi-Singaparna menuju Garut.
Baca Juga:KASIHAN! Ibu Bawa Bayi Mengaku Ditinggal di Jalur Arus Balik Lebaran Ciawi TasikmalayaDukung Disahkannya Perubahan UU TNI, Ini Alasan KB FKPPI Kota Tasikmalaya
Di simpang 4 tersebut, puluhan petugas dikerahkan untuk mengarahkan mobil berbelom ke Jalan Ciawi-Singaparna. Water barrier juga traffic cone juga dipasang guna memblokade kendaraan roda 4 yang lewat.
Lain halnya dengan para pebalik yang menggunakan kendaraan roda 2 atau sepeda motor. Mereka masih diperbolehkan melintas untuk menuju arah Bandung via Jalur Gentong.
Masih di simpang yang sama, setelah kurang lebih satu jam gilirah arus kendaraan dari arah Bandung yang ditutup. Polisi langsung memberlakukan oneway untuk menguras antrean kendaraan dari arah Rajapolah menuju Bandung.
Padatnya arus kendaraan di masa arus balik ini karena jalanan bukn hanya diisi oleh pebalik. Pasalnya sebagian masih ada yang melaksa akan mudik ditambah dengan warga yang hendak berwisata.
Seperti halnya Asep Awaludin (45) warga yang mudik dari Banten menuju Ciamis. Dia berangkat sekitar pukul 06.00 WIB dan pukul 17.00 WIB masib tertahan di Ciawi. “Perjalanan kurang lebih sudah 11 Jam, di beberapa titik tertahan macet termasuk di Gentong,” ungkapnya.
Warga lainnya yakni Dede Tajudin (40), wisatawan dari Bandung menuju Pangandaran. Dia sudah memperkirakan bahwa jalur akan padat namun tidak mempersoalkannya. “Ya biasa namanya juga masih masa lebaran, wajar kalau macet,” terangnya.(rangga jatnika)