TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Ami Fahmi ST, mengungkapkan bahwa DPRD sudah sangat efisien dalam menggunakan anggaran belanja.
”Seperti yang di poin inpres adalah kunjungan kerja atau studi banding, satu Alat Kelengkapan Dewan (AKD) itu dalam satu tahun tiga kali, yang memang sudah dari dulu. Contoh daerah lain di Jawa Barat lebih dari tiga kali. Bahkan ada yang lebih banyak lagi,” ungkap Ami.
Ami menyebutkan, DPRD Kabupaten Tasikmalaya lebih efisien dibandingkan daerah lain. Jadi sudah tidak bisa lagi ada efisiensi anggaran karena sudah sangat efisien.
Baca Juga:Warga Ciamis Geger, Perempuan Muda asal Kabupaten Tasikmalaya Ditemukan Meninggal di Tangga KosanAksi Nyata untuk Bumi Lebih Baik, GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Tanam Pohon
”Jadi berbeda dengan DPRD periode sebelumnya, AKD bisa lebih enam kali melaksanakan kunjungan kerja dan studi banding,” ujarnya Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Tasikmalaya ini.
Dia menambahkan, TAPD meminta untuk efisiensi anggaran yang dialokasikan untuk program makan bergizi gratis.
DPRD sudah responsif, pasalnya program pusat ini akan dibebankan kepada daerah, termasuk efisiensi belanja DPRD sudah dipotong 6 persen.
”Kita mengefisiensikan anggaran terkait belanja dan penggandaan pencetakan karena sekarang sudah ada tablet masing-masing dewan. Kita intinya merespons positif terkait inpres dan surat edaran bupati ini,” kata Ami.
Yang jelas, tambah dia, efisiensi bukan hanya dalam postur APBD saja, tetapi harus efektif dan tepat sasaran.
”Kalau mengejar efisien saja tapi outputnya tidak jelas percuma juga,” kata dia.
Ami menambahkan, misalnya hibah kemasyarakatan dengan outputnya jelas ini akan dipertimbangkan untuk diefisiensikan. Berbeda dengan hibah yang outputnya tidak jelas itu harus jadi sorotan.
Baca Juga:Jasad Lansia Ditemukan Mengambang di Saluran Irigasi di Singaparna Tasikmalaya, Ini Penuturan PolisiPemilik dan Pengelola Tambang Pasir Ilegal di Tasikmalaya Selatan Terancam Sanksi Berat
”Jangan digeneralisir terkait efisiensi tersebut. Selama outputnya jelas tidak perlu adanya efisiensi,” ujarnya, menambahkan. (Diki Setiawan)