TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengembangan ekonomi lokal melalui sektor pertanian menjadi fokus utama dalam acara edisi TANI AKUR yang digelar di Tasikmalaya pada Mei lalu.
Acara ini mengundang berbagai narasumber dari kalangan praktisi, petani muda, serta lembaga keuangan untuk mendiskusikan peran sektor pertanian dalam meningkatkan kemajuan ekonomi daerah.
Selain itu, mereka juga membahas pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung keberlanjutan pertanian.
Baca Juga:Teknologi dalam Pendidikan, Telkom Bangun Ekosistem Industri untuk SMK Kabupaten TasikmalayaKader Banser Kabupaten Tasikmalaya Dikeroyok usai Tegur Pemuda Mabuk saat Malam Tahun Baru
Millennial Agriculture Forum (MAF), yang rutin diadakan setiap Rabu, menghadirkan pembicara yang berkompeten dalam bidang pertanian, seperti Perencana Ahli Muda BPP, perwakilan dari Bank Indonesia, Bank BJB, serta petani kopi yang merupakan penerima manfaat dari Program YESS.
Forum ini bertujuan untuk menggali potensi dan tantangan yang dihadapi oleh petani muda dalam mengembangkan sektor pertanian, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya.
Satya Laksana, Perencana Ahli Muda BPP, memaparkan lima hal yang perlu menjadi perhatian dalam pengembangan ekosistem pertanian di daerah.
Kelima hal tersebut meliputi pendahuluan, kondisi perekonomian Kabupaten Tasikmalaya, perencanaan pembangunan ekonomi daerah, kebijakan pembangunan sektor pertanian, dan penutup.
Menurut Satya, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa.
Dalam hal ini, pemerintah memiliki fungsi penting dalam stabilisasi, alokasi, dan distribusi ekonomi.
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi antara lain inflasi, tingkat pengangguran, dan garis kemiskinan.
Baca Juga:Polbangtan Bogor Dorong Minat Siswa di Bidang Pertanian Melalui Open DayImplementasi KiDi IoT di SMK Miftahussalam Ciamis Mendorong Inovasi dan Solusi Smart Garden
Lebih lanjut, Satya menjelaskan bahwa Kabupaten Tasikmalaya telah memiliki sembilan strategi prioritas yang bertujuan untuk meningkatkan layanan di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta ketahanan pangan.
Hal ini menunjukkan komitmen daerah dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui pengembangan sektor pertanian yang menjadi pilar penting dalam ekonomi lokal.
Indah Pratiwi Mursanti, narasumber dari Bank Indonesia, membahas pentingnya pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta digitalisasi dalam sistem pembayaran.
Ia menyebutkan bahwa Bank Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung sektor pertanian, seperti Program Klaster Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan UMKM.
Selain itu, Bank Indonesia juga memperkenalkan sistem pembayaran digital QRIS (Quick Response Code Indonesia Standar) yang mulai diterapkan pada 1 Januari 2020.