TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pada Selasa, 31 Desember 2024, sekitar pukul 18.30 WIB, sebuah insiden pengeroyokan menimpa Suhendar, seorang kader Banser dari Kecamatan Kadipaten, di Kampung Nangela, Desa Mekarsari, Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya.
Peristiwa tersebut bermula ketika Suhendar melintas di jalan dan melihat sekelompok pemuda yang sedang mabuk.
Karena perilaku mereka yang dianggap mengganggu dan tidak pantas dilakukan di tempat umum, Suhendar menegur mereka.
Baca Juga:Polbangtan Bogor Dorong Minat Siswa di Bidang Pertanian Melalui Open DayImplementasi KiDi IoT di SMK Miftahussalam Ciamis Mendorong Inovasi dan Solusi Smart Garden
Namun, teguran tersebut justru memicu percekcokan dan berujung pada serangan brutal dari para pemuda tersebut.
Keempat pelaku menggunakan alat penyela motor untuk memukul Suhendar, menyebabkan korban terjatuh dan kehilangan kesadaran.
Informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa para pelaku berasal dari luar daerah tersebut.
Setelah kejadian, Suhendar dilarikan ke Puskesmas Ciawi untuk mendapatkan pertolongan medis, karena mengalami luka dalam di bagian kepala akibat serangan benda tajam.
Meskipun sempat pulang ke rumah, kondisinya tetap kritis dan kader banser Kabupaten Tasikmalaya tersebut harus dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk perawatan lebih lanjut.
Empat pelaku pengeroyokan berhasil ditangkap oleh warga setempat dan segera diserahkan ke Polsek Kadipaten.
Dalam siaran pers yang diterima Radartasik.id dari GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Ketua PAC GP Ansor Kadipaten, Cecep, mengonfirmasi peristiwa ini dan menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan insiden tersebut kepada Kapolsek Kadipaten.
Baca Juga:District Multistakeholders Forum Dukung Regenerasi Petani dan Wirausaha MudaBerdayakan Generasi Muda Jawa Barat, Kementan Menyusun Strategi Pengembangan Klaster Hortikultura
Pelaporan juga didampingi oleh Advokat dari LBH Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Iwan.
Ketua PC GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Fahmi Siddiq, mendesak agar proses hukum terhadap para pelaku berjalan dengan maksimal.
Fahmi menegaskan pentingnya proses hukum yang adil dan memberikan hukuman setimpal kepada pelaku kekerasan tersebut.
Menurutnya, tindakan kekerasan seperti ini tidak bisa ditoleransi, dan harus ada tindakan tegas terhadap pelaku.
Selain itu, Fahmi juga menuntut agar aparat kepolisian mengusut tuntas peredaran miras yang menyebabkan keresahan di masyarakat.
Insiden ini telah menyoroti isu serius terkait premanisme dan kekerasan, khususnya terhadap kader Banser di Kabupaten Tasikmalaya.
GP Ansor berharap agar aparat kepolisian dapat menangani kasus ini dengan serius dan menegakkan keadilan.