TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ratusan siswa SMP dan SMA di Quranic Science Boarding School (QSBS), Desa Rajadatu, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, mengikuti edukasi penting mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan sekolah, pada Senin, 18 November 2024.
Kegiatan yang bertempat di aula gedung Al-Quddus ini diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dari Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos PPKBP3A) Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam pemaparannya, Kepala UPTD PPA Kabupaten Tasikmalaya, Nurlela Mustikawati SST MMRS, menekankan pentingnya peran sekolah dalam mencegah kekerasan.
Baca Juga:Tingkatkan Kompetensi Generasi Muda, Pemdes Cibalanarik Tasik Gelar Pelatihan Jurnalistik dan Content CreatorCetak Gol Pertamanya untuk Italia, Sandro Tonali: Tim Benar-Benar Percaya Diri dan Santai
Menurutnya, upaya pencegahan dapat dimulai dari pengembangan dan penerapan kurikulum yang berfokus pada nilai-nilai moral dan etika, serta keterampilan sosial.
Program-program pendukung seperti konseling dan pelatihan juga dinilai krusial dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi siswa.
Nurlela juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mencegah kekerasan, salah satunya melalui komunikasi yang terbuka dan penuh kepercayaan dengan anak-anak.
Dengan begitu, anak akan merasa nyaman dan berani menceritakan setiap permasalahan yang dihadapinya.
Selain itu, orang tua diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang dampak kekerasan serta cara penanganannya, sehingga dapat memberikan dukungan moral dan emosional yang dibutuhkan anak.
Efek kekerasan, sebagaimana dijelaskan oleh Nurlela, sangat berdampak pada siswa dan lingkungan sekolah.
Siswa yang menjadi korban bisa mengalami trauma, kecemasan, depresi, dan penurunan prestasi.
Baca Juga:Di Lorenzo Ungkap Kunci Keberhasilan Italia, Kebebasan Taktis yang Membingungkan LawanItalia Tunjukkan Semangat Tak Terkalahkan, Buongiorno Ditugasi Bikin Lukaku Mati Kutu
Bagi sekolah, kekerasan dapat menciptakan suasana yang tidak kondusif, menurunkan motivasi belajar, hingga menimbulkan kerugian material dan rasa takut.
Oleh karena itu, strategi pencegahan harus dirancang dengan matang, antara lain melalui sosialisasi tentang bahaya kekerasan dan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman.
Nurlela juga menyarankan pembentukan budaya toleransi, yang mendorong siswa untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan.
Komunikasi yang sehat perlu dibangun untuk menciptakan suasana harmonis.
”Penting juga dibentuk tim respon cepat yang terdiri dari guru, konselor dan orang tua siswa yang dapat membantu mengatasi konflik dan kekerasan di sekolah,” ungkap Nurlela kepada Radartasik.id.