Terlepas posisinya digiring untuk membangun stigma negatif pada Ivan-Dede, menurutnya itu bagian dari dinamika politik. Karena pada dasarnya setiap manusia pernah melakukan kesalahan. “Itu risiko politik, kita tidak boleh baper, jangan sampai menuduh orang itu salah terus,” jelasnya.
Dirinya juga menegaskan bahwa pada dasarnya Ivan-Dede punya sikap yang mandiri. Ketika nanti terpilih menjadi pimpinan daerah pun, pihaknya akan mengambil kebijakan bukan karena didikte apalagi intervensi orang lain. “Ivan-Dede tidak di bawah ketiak siapapun,” tegasnya.
Dalam diskusi Radar Bertanya, Ivan dan Dede memaparkan visi misi serta program-program unggulannya. Dari mulai bantuan Rp 50 juta untuk RW sampai dengan seragam gratis untuk siswa SD dan MI.
Baca Juga:Banyak Event, Sampah Meningkat, Tasikmalaya October Festival (TOF) Perlu Konsep Ramah LingkunganEfek Aturan BPJS Kesehatan, Puskesmas Dilarang Merujuk, Tapi Warga Kerap Memaksa
Pasangan Idaman yang merupakan akronim Ivan Dede Maju Sauyunan juga punya makna bercabang. Di satu sisi pasangan ini ingin menjadi pimpinan idaman dan di sisi lain menjadi simbol komitmen keduanya akan tetap kompak dan harmonis ketika terpilih.
Sempat ada pembahasan mengenai masalah pedestrian Jalan Cihideung yang saat ini semrawut. Pasangan ini berkomitmen punya rencana untuk penertiban dengan membangun komunikasi yang baik dengan para Pedagang Kaki Lima (PKL) supaya tertata.(rangga jatnika)