Contoh simulasinya, Gerindra tetap dengan koalisi besarnya bersama PDI Perjuangan, PBB dan partai Nasdem. Lalu Golkar tetap bertahan dengan PAN dan kemudian PPP berkoalisi dengan PKS sebagaimana wacana paket pasangan Ivan-Dede.
Jika itu terjadi, maka tersisa PKB dengan 5 kursi dan Partai Demokrat 3 kursi belum cukup untuk mengusung pasangan. Secara otomatis kandidat di kedua partai tersebut yakni Yanto Oce dan Azies Rismaya Mahpud tidak bisa maju.
Contoh simulasi lainnya yakni pada Golkar yang memiliki H M Yusuf sebagai kandidat Bakal Calon Wali Kota. Jika Ivan Dicksan mampu menggaet PAN untuk berkoalisi dengan PPP, maka Golkar harus bisa membujuk PKB atau PKS untuk berkoalisi supaya bisa tetap mengusung kandidat.
Baca Juga:Kota Tasikmalaya Kembali Mengejar Penghargaan Adipura, Masalah Sampah Bisa Beres? Tidak Ada Tumbal! UPTD Sebut Lapangan Alun-Alun Dadaha Boleh Dipakai Konser Musik, Tapi EO Minta di Stadion
Ada juga kekhawatiran gesekan politik memanas ketika ada parpol yang memiliki beberapa kandidat. Seperti halnya PAN dan PPP yang belum memiliki kandidat tunggal. “Ada kerawanan perpecahan ketika parpol punya beberapa kandidat, ini harus bisa diantisipasi juga,” katanya.(rga)