PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Banyaknya banner dan baliho ucapan Ramadan yang menampilkan tokoh politik dan birokrat Pangandaran dianggap mengganggu estetika.
Ketua KOHATI Komisariat Pangandaran Cristina Sevi Anggita mengatakan bahwa sebaran baliho yang berjejer di pinggir jalan tersebut sangat mengganggu pemandangan.
“Secara teori kami khawatir ini akan berdampak terhadap potensi visual polusi dan penurunan kualitas lingkungan,” katanya kepada RadartasikID, Minggu, 31 Maret 2024.
Baca Juga:Ikutan Midnight Shoping Pelanggan Plaza Asia Ini Raih Hadiah MotorPenghargaan Rantang Pramuka: Kwarcab Pramuka Kota Tasikmalaya Raih Juara Favorit 1 se-Jabar
Cristina mengatakan, seharusnya Pemkab Pangandaran bisa memiliki ketegasan mengawasi dan mengatur sebaran banner dan baliho agar tetap memperhatikan aspek estetika.
Menurutnya, seluruh pihak bisa saling introspeksi diri agar menemukan formulasi titik keseimbangan yang memperhatikan kepentingan bersama serta keberlanjutan lingkungan.
“Jadikan momentum menjelang Pilkada ini sebagai upaya yang lebih baik untuk Pangandaran ke depan,” ucapnya.
Seluruh pihak harus menyepakati semangat berdemokrasi bukan menunjukkan perilaku poya-poya dengan menyebar banner dan baliho.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pangandaran Asep Pudin mengatakan, sebaran banner dan baliho tersebut terkesan tidak sesuai dengan estetika ruang publik, berjejer sepanjang jalan dan tidak memberi kesan indah.
“Tidak ada pesan moral juga tidak memberikan edukasi secara politik dan belum mewakili narasi aspirasi berdemokrasi,” ungkapnya.
Ia pun mengapresiasi Satpol PP yang telah menertibkan beberapa banner dan baliho yang melanggar Perda K3.
“Kalau ada yang melanggar, seharusnya ditindak lagi,” ujarnya. (Deni Nurdiansah)