GARUT, RADARTASIK.ID – Terminal identik dengan kawasannya yang kumuh. Anggapan itu terbantahkan dengan Terminal Guntur Melati Kabupaten Garut yang lebih nyaman, aman, dan bersih pascadirevitalisasi.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jawa Barat Muhammad Fahmi mengatakan, konsep Terminal Guntur Melati bukan hanya sekadar digunakan untuk asal dan tujuan penumpang.
”Bagaimana simpul itu berubah menjadi sebuah sentra perekonomian,” ucapnya, Senin, 25 Maret 2024.
Baca Juga:Konsumen Setia Honda Diajak Menikmati Keseruan Pandora Experience di JakartaKuota PNS atau PPPK Bisa Diotak-atik, DPRD Kabupaten Garut Akan Tindaklanjuti Tuntutan Guru Honorer
Dia menerangkan, saat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan Terminal Leuwipanjang, pihaknya diberikan mandat agar mampu menciptakan sebuah ekonomi.
Dari hal itu, pihaknya mengubah kesan terminal yang kumuh, banyak preman, serta punglinya menjadi terminal yang bisa mengangkat perekonomian masyarakat.
”Mengubah peradaban semua terminal menjadi peradaban maju. Tidak kalah dengan bandara dan stasiun kereta api,” katanya.
Pihaknya mulai mengembangkan konsep mixed us dengan menyediakan atau memfasilitasi tenant-tenant.
Harapannya dengan adanya konsep baru itu bisa meningkatkan perekonomian dan menciptakan ekosistem perekonomian baru.
”Ini adalah upaya kita dalam rangka menciptakan sebuah ekosistem perekonomian baru di terminal,” tuturnya.
Pihaknya pun bangga dengan adanya Terminal Guntur Melati karena sudah ramah difabel.
Baca Juga:Nama Ade Ginanjar Mencuat untuk Pilkada Kabupaten Garut 2024Kecelakaan di Limbangan Garut, Sopir Mobil Toyota Avanza dan Penyeberang Jalan Sama-Sama Meninggal
”Jadi salah satu contoh terminal yang ramah difabel itu ada di Garut. Maka berbanggalah kita dari Garut untuk Indonesia,” katanya.
Selain itu, dari 10 terminal tipe A yang dikelola BPTD Kelas II Jawa Barat, Terminal Guntur Melati menjadi terminal yang mendapatkan prestasi. (*)