TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Para Orang Tua Siswa SDN Pakemitan 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya menggeruduk sekolah, Kamis (29/2/2024). Hal ini berkaitan dengan uang tabungan yang dibawa mantan Kepala Sekolah yang menjadi caleg di Pileg 2024.
Publik mungkin masih ingat kasus uang tabungan siswa di SDN 1 dan 3 Pakemitan Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tahun 2023 lalu. Di mana uang tersebut dibawa oleh mantan kepala sekolah berinisial IS.
Pada kesepakatan terakhir, uang tabungan dengan total kurang lebih Rp 776 juta itu akan dibayarkan IS secara bertahap dengan batas waktu akhir Desember 2023. Namun kesepakatan itu tampaknya tidak dipenuhi IS sehingga persoalan tak juga selesai.
Baca Juga:30 Petahana dan 15 Wajah Baru! 45 Caleg Ini Bakal Duduk di Kursi DPRD Kota Tasikmalaya Periode 2024-2029Paling Banyak Wajah Baru! Ini Caleg-Caleg Dapil 4 Kota Tasikmalaya yang Bakal Duduk di Kursi DPRD Hasil Pileg 2024
Pada akhirnya, para orang tua siswa di SDN 1 Pakemitan yang pun kembali bergerak menuntut hak mereka. Persoalan ini pun seolah menjadi beban bagi pihak sekolah yang mau tidak mau harus ikut berperan meskipun IS sudah tidak lagi menjabat.
Para orang tua pun berhadapan dengan pihak sekolah yang dan kembali melakukan komunikasi. Di lokasi hadir juga perwakilan orang tua siswa SDN 1 Pakemitan, komite sekolah, serta unsur TNI Polri dari Polsek Ciawi dan Koramil 1204.
Perwakilan orang tua siswa dari SDN 1 Pakemitan Dodi Kurniadi mengatakan bahwa pengembalian uang dari IS sampai akhir Desember 2023 baru sebagian. Secara nominal dari total Rp 776 juta, yang baru dikembalikan senilai Rp 456 juta. “Sisanya sekitar Rp 320 juta,” ucapnya.
Tahun 2024 sudah berjalan 2 bulan, namun para orang tua belum menerima informasi lebih lanjut. Maka dari itu mereka kembali menggeruduk sekolah dengan harapan dan bisa membantu komunikasi dengan IS. “Tidak bisa membuktikan apa yang dia sanggupi,” terangnya.
Maka dari itu para orang tua kembali menyampaikan aspirasi kepada pihak sekolah. Karena bagaimana pun pihak sekolah tidak boleh lepas tangan begitu saja hanya karena IS sudah pensiun. “Sekolah harus hadir dalam masalah ini,” ujarnya.