TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pondok Pesantren Riyadlul Huda Lumbungsari Pamarican Ciamis membuka usaha kewirausahaan melalui budidaya bibit pohon dan buah-buahan.
Kegiatan wirausaha santri tersebut untuk mendorong para santri agar piawai dalam berwirausaha sehingga bisa mandiri.
Pimpinan Ponpes Riyadlul Huda Lumbungsari Pamarican Ciamis KH Mohammad Kodar SA SPdi MA mengatakan, santri di era globalisasi dan modernisasi tak hanya dituntut belajar agama dan mahir membaca kitab saja.
Baca Juga:Beli Laptop Acer Berhadiah Mobil ListrikTim Basket Putri SMPN 2 Tasikmalaya Juara Walikota Cup Tasikmalaya
“Mereka dituntut untuk memiliki keterampilan sehingga menjadi generasi santri yang unggul dan berkualitas. Santri harus selalu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan zaman sehingga santri menjadi solusi untuk perkembangan zaman ini salah satunya kami latih untuk bisa berwirausaha,” terang Aang Rida, panggilan akrabnya.
Jenis wirausahanya, terang dia, dengan melakukan penyemaian, penanaman pohon bibit dan buah-buahan hingga mampu menjualnya. Pondok Pesantren Riyadlul Huda Lumbungsari terus membina para santri agar nantinya membawa manfaat pada lingkungan dan masyarakat sekitar.
Menurutnya santri memiliki potensi besar menjadi apapun termasuk menjadi pengusaha. Dalam menanam buah tersebut, untuk jenis tanaman atau bibit pohon dan buah-buahan yang tersedia di ponpes antara lain durian semua jenis.
“Dijual mulai harga Rp 35 ribu sampai Rp 1 juta per pohon. Alpukat semua jenis harga Rp 35 ribu – Rp 165 ribu per pohon. Kelapa genjah entog Rp 40 ribu, kelapa genjah wulung Rp 50 ribu, bibit pete Rp 17 ribu dan jambu kristal Rp 17 ribu,” ungkap dia.
Disamping itu, lanjut dia, para santri dilatih untuk berwirausaha, termasuk dalam keseharian mereka tidak lepas diberikan pendidikan pengajian kitab kuning, tahfidz Al-Qur’an dan lainnya.
“Selanjutnya di ponpes kami pun bisa menerima pesanan tanaman bibit pohon, buah-buahan, bibit sayuran atau palawija bagi yang berminat bisa langsung datang ke ponpes kami Riyadlul Huda Lumbungsari,” tambah dia.
Dia menambahkan, dari hasil penjualan bibit pohon dan buah-buahan akan dipergunakan untuk pembangunan asrama yang ambruk karena sudah lapuk dimakan usia. (Diki Setiawan)