TASIK, RADSIK – Pimpinan daerah sampai Presiden harus ditentukan melalui survei sampai pemilihan yang berkualitas. Hal itu bisa terealisasi ketika aktivis mahasiswa berperan secara dominan.
Topik tersebut menjadi salah satu poin penting dari motivasi yang disampaikan Rocky Gerung kepada para mahasiswa di Universitas Siliwangi (Unsil). Pengamat politik nasional itu menjadi pemateri dalam kegiatan Diskursus dan Mimbar Bebas yang dilaksanakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsil, Jumat (28/10/2022) malam.
Mengulas Hari Sumpah Pemuda, Rocky Gerung menyampaikan bahwa momentum tersebut merupakan gerakan persatuan dari para pemuda. Di mana mereka datang dari berbagai suku, agama dengan bahasa daerah yang berbeda.
Baca Juga:Saham SedekahHarus Dikaji Jika Dirutinkan
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Filosofinya, menurut Rocky, para pemuda menyadari adanya perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia. Maka dari itu, dibuat gerakan yang bisa mempersatukan semua pemuda. ”Karena ada perbedaan, diperlukan persatuan,” ucapnya.
Sedangkan, pemerintah menerapkan logika yang terbalik dalam konsep persatuan. Pasalnya, yang tergambar adalah penyeragaman secara paksa atas perbedaan yang ada. ”Sekarang kebalik, demi persatuan tidak boleh ada perbedaan. Dungu kan,” ujarnya yang disambut gelak tawa peserta.
Dia mengapresiasi konsep mimbar bebas yang diselenggarakan oleh BEM Unsil. Hal tersebut merupakan langkah berani di tengah tekanan pemerintah ke civitas akademik. ”Karena kampus dilarang mengganggu kekuasaan,” ucapnya.
Keberanian ini harus tetap terjaga agar diskursus mahasiswa terus diucapkan setiap harinya. Dengan demikian, mahasiswa mampu menguji kandidat-kandidat pemimpin, termasuk dalam Pilpres. ”Tanya ke Anies (Baswedan) atau Ganjar (Pranowo), apa dalil dia untuk menyelesaikan utang Presiden Jokowi,” tuturnya.
Ujian dari para aktivis kampus kepada kandidat akan konsep yang dimiliki calon pemimpin akan lebih berkualitas. Jika memang hanya asal bicara, maka kandidat tersebut tidak layak untuk dipilih sebagai pemimpin. ”Kita perlu leader, bukan dealer,” ujarnya.
Termasuk dalam survei, di mana lembaga-lembaga survei sarat akan kepentingan kelompok tertentu. Karena pekerjaan lembaga survei didanai oleh pihak-pihak yang memang berkepentingan. Hal itu juga berlaku pada penyelenggaraan pemilu. ”Hanya dagelan dan kekonyolan, jadi saya hanya percaya dengan pemilihan yang dilakukan oleh BEM,” ucapnya.