Tembak Menembak

Tembak Menembak
DAHLAN ISKAN
0 Komentar

Dan lagi FBI sudah mendapat izin penggeledahan itu dari pengadilan. Sudah lama Arsip Nasional mengejar hilangnya banyak dokumen penting dari Gedung Putih. Termasuk dokumen yang diklasifikasikan sebagai SAPs (special access programs).

Ada kecurigaan banyak juga dokumen yang berisi surat yang ditandatangani Presiden Trump. Yang sebenarnya ia tidak berhak melakukan itu. Trump memang semakin dianggap membahayakan demokrasi Amerika. Padahal demokrasi dijunjung begitu tinggi di sana.

Tapi dua tokoh yang diincar FBI kali ini memang bukan sembarangan. Pengikut mereka fanatik. Perry adalah anggota DPR dua periode. Dari negara bagian sepenting Pennsylvania –Dapil 10. Waktu di militer pangkatnya brigadir jenderal. Spesialisasinya pilot helikopter tempur. Perry bertugas di dua medan: perang kecil di Bosnia dan perang besar di Iraq.

Baca Juga:Balita Meninggal di Kolam IkanMenang Harga Mati

Di perang Iraq, Perry luar biasa: menerbangkan heli militer 1.400 kali. Jam terbang khusus di penyerbuan saja selama 13.000 jam. Ia juga mengangkut 43.000 personel dan 3 juta cargo.

Di Amerika seorang caleg benar-benar harus berkeringat dalam hidupnya –bukan hanya selama kampanye.

Sebentar lagi ada Pileg di sana. Sekarang ini posisi kursi di Senat 50 lawan 50. Demokrat bisa menang voting karena konstitusi: dalam hal suara imbang suara wakil presiden yang jadi penentu. Wakil presiden sekarang adalah Demokrat.

Di DPR, kursi Demokrat unggul tipis. Di Pileg November nanti semuanya bisa berubah. Trump lagi habis-habisan berkampanye. Yakni untuk para caleg Republik yang ia dukung.

Jeffry Clark sendiri, kini 55 tahun. Setelah gagal jadi jaksa agung ia kembali menjadi pengacara. Di Washington DC. Manuver politik yang pernah ia lakukan mengakibatkan ia dapat peringatan dari organisasi pengacara.

Clark juga termasuk orang yang dipanggil komisi khusus DPR untuk menyelidiki peristiwa pendudukan Gedung Parlemen. Ia dianggap punya peran besar meski gagal jadi Jaksa Agung.

Ricky Shaffer sudah berbentuk mayat. Menunggu otopsi.

Amerika masih tetap jaya. Hanya kian terbelah. (*)

 

NB: Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/.

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

 

0 Komentar