Sinergitas Kebencanaan Masih Parsial

Sinergitas Kebencanaan Masih Parsial
0 Komentar

KAWALU, RADSIK – Mitigasi bencana di lingkungan sekolah dan madrasah tidak bisa dilakukan tanpa pemahaman. Sejauh ini, sinergitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya dan lembaga pendidikan belum terbangun secara maksimal.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya H Ucu Anwar Surahman mengatakan, pihaknya sudah menjadi sinergitas dengan lembaga pendidikan. Dari mulai tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi. “Kita sudah kolaborasi dengan banyak sekolah dan kampus,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (11/10/2022).

Berdasarkan Permendikbud, ada regulasi mengenai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Di mana lembaga pendidikan harus memperhatikan keamanan para para siswa dan gurunya.

Baca Juga:Regsosek untuk Satu DataPj Walkot Segera Mengerucut

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

BPBD sudah melayangkan surat ke Dinas Pendidikan guna pelaksanaan pembinaan mitigasi bencana. Mengingat belum ada respons, pihaknya pun mengambil langkah alternatif dengan mengundang Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) tingkat SMP, SMA dan SMK, Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI). “Kita undang perkumpulan di sektor pendidikan itu untuk sosialisasi implementasi SPAB,” terangnya.

Menurut H Ucu, pada dasarnya potensi bencana di lembaga pendidikan tidak jauh berbeda kerawanannya dengan pemukiman. Dari mulai longsor untuk daerah bertebing, banjir sampai dengan pohon tumbang. “Kalau lembaga pendidikan lebih rentan karena mayoritas anak-anak, jadi mitigasinya harus lebih,” terangnya.

Hal itu agar setiap lembaga pendidikan memahami pentingnya mitigasi bencana. Tentunya berikut dengan teknisnya dari mulai pencegahan dan reaksi cepat ketika terjadi bencana.

Salah satunya dengan pemeliharaan lingkungan, salah satunya dengan penanaman pohon serta memaksimalkan resapan air. Apalagi sekolah yang berdekatan dengan tebing. “Pepohonan itu akan memberikan berbagai manfaat dari mulai mencegah longsor, banjir dan selain suasana yang asri,” tuturnya.

Kendati demikian, keberadaan pepohonan di lingkungan sekolah pun harus terkontrol. Karena di cuaca ekstrem pohon juga rawan tumbang. “Ketika pohonnya sudah tua, keropos dan rawan roboh ya harus dipangkas,” ucapnya.

Saat ini, cuaca ekstrem masih kerap melanda Kota Tasikmalaya baik secara parsial maupun menyeluruh. Seperti halnya di Jalan Sheikh Abdul Muhyi Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu di mana sebuah pohon tumbang dan sempat menutup akses jalan.

0 Komentar