Reaktivasi Bandara Wiriadinata Bisa Berikan Efek Domino Terhadap Ekonomi Jika Tiket Terjangkau

Bandara wiriadinata
Bancdara Wiriadinata (foto: Ayu Sabrina/radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pakar Ekonomi, Prof Kartawan SE MP menilai reaktivasi layanan penerbangan di Kota Tasikmalaya akan memberikan efek domino terhadap sektor ekonomi Priangan Timur.

Dengan dibukanya kembali Bandara Wiriadinata, pada 2 Oktober mendatang, mantan Rektor Universitas Siliwangi itu juga menyebut konektivitas dengan investor akan semakin terbuka luas.

“Dengan adanya dibuka lagi penerbangan berarti konektivitas jadi terbuka, akses jadi lebih mudah kalau biasa di darat perlu waktu sampai 6-7 jam bahkan bisa lebih dengan macetnya. Maka dengan pesawat cukup 45 menit. Akan mendorong juga kemajuan daerah lain tidak hanya di Tasik, tapi juga sekitarnya,” paparnya kepada Radar, Senin (25/9/2023).

Baca Juga:Awas! Harga Beras Bisa Makin Naik Gara-Gara IniAcara WCD di Situ Gede Ricuh, Kadis LH Dinilai Berkata Kasar ke Pegiat Lingkungan

Ekonomi, kata dia, berpacu dengan waktu. Ketika investor datang ke suatu daerah, mereka akan berpikir tentang kemudahan akses untuk mencapainya.

Dengan adanya penerbangan pesawat, maka hal itu akan teratasi. Kartawan juga menilai reaktivasi bandara ini adalah peluang bagi UMKM di Kota Tasikmalaya untuk semakin berkembang.

“Cafetaria juga menghidupkan beberap UMKM. Di samping orang dari luar bisa datang ke Tasik dengan lebih cepat maka, potensi Tasik bisa dijual. Secara langsung dan tidak langsung akan berdampak terhadap eknomi. Sangat berdampak,” tuturnya.

Meski begitu, Kartawan menilai harga tiket Rp 899.000 untuk penerbangan dari Tasikmalaya ke Jakarta masih relatif mahal bagi warga Kota Tasikmalaya.

Ditambah pemilihan waktu yang mungkin bisa membuat para pebisnis atau pekerja berpikir dua kali untuk menggunakan penerbangan ini.

“Ya memang harga segitu relatif cukup tepat, cuman emang kelihatannya bagi orang Tasik akan lebih baik kalau bisa turun dari itu. Mudah-mudahan tidak kayak dulu dari Rp375.000 kemudian akhirnya Rp650.000. Mudah-mudahan ini ketika banyak penumpang tidak langsung naik di atas satu juta,” harapnya.

Ia memaparkan salah satu pertimbangan orang menggunakan layanan penerbangan adalah ingin cepat sampai dan bisa kembali ke tempat asal dalam waktu cepat juga.

0 Komentar