PKL Ganggu Kenyamanan Olahraga, Jogging Track Dadaha Tak Layak Ditarik Retribusi

jogging track
Beberapa warga asyik jogging mengitari Stadion Wiradadaha pada Kamis, 9 Mei 2024. (Ayu Sabrina B / Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Keputusan membatalkan rencana penarikan retribusi atas jogging track Dadaha disambut sejumlah pihak. Terutama masyarakat umum yang kerap berolahraga di seputar kompleks stadion.

Mereka menilai penarikan retribusi untuk jogging di area publik tersebut kurang tepat dan belum layak. Sebab area itu masuk dalam kawasan publik yang disediakan secara gratis oleh pemerintah sebagai ruang ekspresi masyarakat. Mulai dari sarana bermain, olahraga dan lainnya.

Seperti diungkapkan Fikri (27), warga sekitar Dadaha yang mengaku sering jogging di luar stadion. Menurutnya penarikan tarif retribusi untuk jogging belum layak diterapkan. Sebab area jogging track sendiri belum sepenuhnya nyaman untuk pelari.

Baca Juga:OJK Tasikmalaya Gelar Silaturahmi FKIJK, Tingkatkan Kinerja dan Stabilitas Sektor Keuangan Priangan TimurKalak BPBD Kota Tasik Ngaku Tak Bersyahwat Jadi Plt Sekda, Tapi…

“Untuk di Kota Tasikmalaya sepertinya belum bisa ya ditarik seperti itu. Apalagi kalau kita lihat penataan PKL belum konsisten, rumput-rumput juga kadang kelihatan tinggi kayak di depan itu. Takutnya ada apa (binatang, red), kan orang lagi istirahat. Kalau ditengok lagi ke atas beberapa pohon tua dan rawan tumbang mestinya diperhatikan,” tuturnya saat ditemui usai jogging di Dadaha pada Kamis, 9 Mei 2024).

Pria yang hobi lari itu mengaku hanya menggunakan jogging track Dadaha seminggu sekali. Ia juga menghindari hari Minggu, lantaran pada hari itu kawasan Dadaha selalu dipenuhi PKL dan parkir kendaraan.  

“Wah kalau hari Minggu itu kita skip deh. Banyak pedagang, parkir, terus yang larinya juga banyak. Kita mending pakai jalan raya,” ucapnya.

Kendati demikian Fikri mengakui kehadiran pedagang kaki lima ada manfaatnya di kala tertentu. Seperti ketika kehausan usai olahraga, dirinya bisa dengan mudah membeli minuman.

Akan tetapi ia juga merasa tak nyaman ketika banyak pedagang di sepanjang track jogging.

Sebab tidak jarang kehadiran para pedagang itu menghalangi orang untuk mempercepat akselerasi ketika jogging.

“Ya kalau lupa bawa air, kita bisa beli. Ingin sarapan sepertinya banyak pilihan ya. Kadang memang harga jadi beda. Saking sudah biasanya sih, jogging dengan pemandangan pedagang kaki lima. Sekarang mending pakai pagar, dulu meluber ke area jogging track-nya,” paparnya.

0 Komentar