Perajin Tasik Belum Tentukan Sikap

Perajin Tasik Belum Tentukan Sikap
0 Komentar

INDIHIANG, RADSIK – Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat mengeluarkan surat pemberitahuan kepada seluruh perajin untuk melakukan mogok produksi akhir pekan ini. Aksi mogok dilakukan sebagai respons dari terus melonjaknya harga kacang kedelai, yang merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe.

Salah seorang perajin tahu di Kecamatan Indihiang, Eros (47), mengatakan saat ini harga kacang kedelai sudah mencapai Rp 13.700 per kilogram. Harga itu disebut terus mengalami kenaikan setiap harinya. “Normalnya Rp 7.000 hingga Rp 8.000 (per kilogram),” kata dia di tempat produksi tahu Kecamatan Indihiang, Senin (24/10/2022).

Menurutnya, kenaikan harga kacang kedelai itu terjadi setelah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Harga kacang kedelai selalu naik setiap harinya dengan selisih Rp 100 hingga Rp 200 per kilogram. Dia berharap, pemerintah dapat segera melakukan penanganan terkait harga kacang kedelai yang terus melonjak. “Harapannya mah bisa normal kembali harga kacang. Kalau naik terus, modal tidak ada, jadi produksi setiap hari turun,” kata dia.

Baca Juga:Cari Terduga Pelaku PembakaranCapaian Sektor Parkir Baru 53 Persen

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Perajin tahu lainnya, Asep Cucu (42) mengeluhkan hal serupa. Kenaikan harga bahan baku itu membuat produksi di tempatnya berkurang. Saat ini produksi tahu di tempatnya hanya sekitar 120 kilogram. Padahal, dalam kondisi normal, produksi tahu di tempatnya bisa mencapai 240 kilogram. “Turun terus. Mau naik lagi susah, modal tidak ada. Harga naik terus,” keluhnya.

Menurut dia, stok kacang kedelai saat ini masih dalam kondisi aman. Namun, harganya terus naik. Ia mengungkapkan, sebenarnya para perajin bisa menggunakan kacang kedelai lokal untuk memproduksi tahu. Harga kacang kedelai lokal saat ini juga relatif lebih murah, yaitu Rp 9.000-an per kilogram. Namun, menurut dia, memproduksi tahu dengan bahan baku kacang kedelai lokal hasilnya kurang maksimal. “Kalau pakai kedelai lokal, kurang mengembang tahunya, jadi kita rata-rata gunakan kacang impor,” tutur Asep.

Berkaitan rencana mogok, Asep mengaku sudah mendengar terkait pemberitahuan itu. Namun, para perajin di Kota Tasikmalaya belum menentukan sikap. “Mau dirapatkan lagi, kita menunggu hasil rapat seperti apa,” katanya.

0 Komentar