Penyandang Tuna Netra di Kota Tasikmalaya Dapat Siraman Rohani

Tuna Netra
Sejumlah penyandang tuna netra mendengarkan tausiyah. Foto: Firgiawan/radartasik.id
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 60 penyandang tuna netra se-Kota Tasikmalaya mengikuti kajian dan tausiyah dari KH Iskandar di Jalan RE Martadinata pada Jumat (2/6/2023). Kegiatan ini sebagai upaya mendorong mentalitas dan spiritualitasnya agar tidak pasrah dalam keterbatasan.

Ketua DPC Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kota Tasikmalaya Usman Supriatman menuturkan, kajian itu membahas bagaimana pentingnya beribadah kepada Allah SWT. Keutamaan ibadah yan mesti khidmat, supaya rekannya sesama penyandang tuna netra lebih terarah menjalani kehidupan.

“Peserta yang datang merupakan tunanetra dan pendamping dari 10 kecamatan. Ada sekitar 60 penyandang tuna netra ikut pengajian ini,” Katanya disela kajian.

Baca Juga:Lansia dan Disabilitas yang Belum Terima Bantuan Masih BanyakRencana Penempatan Mahasiswa IPDN Harus Disosialisasikan Secara Masif

Usman mengungkapkan adanya kajian dari alim ulama, diharapkan para anggota bisa berkehidupan lebih baik lagi. Diterapkan dalam aktivitas sehari-hari supaya lebih bersemangat dan bermanfaat meski dengan keterbatasan indera pengelihatan.

“Insha Allah bila ada rezeki, kami juga ingin adakan pelatihan baca tulis Alquran braile, kajian hadist dan tauhid. Supaya rekan-rekan tetap bisa melakukan ritualitas keagamaan,” ungkapnya.

Penyalur donasi kegiatan, Teli menjelaskan pihaknya membantu kegiatan Pertuni Kota Tasikmalaya, disuport donatur dari Singapur. Baik pengajian yang dilaksanakan secara daring mau pun luring.

“Mereka membutuhkan fasilitasi agar bisa khidmat ibadahnya. Maka, kita helat pengajian ini dan alhamdulillah kami fasilitasi sesuai sunnah, mulai makanan transportasi juga kebutuhan lainnya,” kata dia.

Teli bertekad bisa memfasilitasi kembali, kegiatan keagamaan bagi para tuna netra di daerah. Ia berharap kalangan lain pun terdorong melakukan donasi, mengingat pertuni merupakan warga yang butuh dipedulikan.

“Karena mereka mohon maaf berkekurangan dari sisi materi juga dari sisi fisiknya, maka ilmu keagamaan juga kami harap mereka bisa mendapat pengetahuan yang bakal jadi fondasi supaya tahan banting dalam berkehidupan,” harapnya. (igi)

0 Komentar