Pemilihan Model Menuai Kritik

Pemilihan Model Menuai Kritik
0 Komentar

TAWANG, RADSIK – Potongan video pemilihan bintang iklan, sinetron dan televisi tingkat nasional di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Tasikmalaya beredar di masyarakat, melalui grup Whatsapp. Video itu menuai banyak respons karena dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal Kota Tasikmalaya.

Ketua Forum Mujahidin H Nanang Nurjamil mengaku miris dengan realitas tersebut. Sebagai kota santri dan pesantren, masih ditemukan pelanggaran nilai religiusitas daerah. Padahal Kota Tasikmalaya telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tata Nilai Kehidupan Religius.

“Masih banyak event kegiatan yang diselenggarakan di pusat perbelanjaan dengan bebas mempertontonkan aurat perempuan,” ujarnya kepada wartawan, Senin, (19/12).

Baca Juga:Tak Perlu Ada Panggung di PedestrianBukan Komitmen, Tapi Ditawari

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Menurutnya event lomba modeling itu menjadi ironi lantaran logo OPD pemerintah dipasang pada backdrop kegiatan. “Jika dilihat dari kostum yang dikenakan oleh para peserta bertentangan dengan Perda Nomor 7 Tahun 2014,” tuturnya.

Terpisah, penyelenggara kegiatan Deny Suarghany meminta maaf kepada publik atas kegaduhan yang muncul pasca acara yang diselenggarakan. Dia menyadari Kota Tasikmalaya sangat ketat dalam penerapan nilai-nilai kearifan lokal. Apalagi telah ditunjang dengan Perda Tata Nilai.

“Kami memohon maaf dan memang sejak awal sudah kita wanti-wanti berulang kali. Peserta agar mengindahkan syarat-syarat yang kami atur, baik di brosur pendaftaran, technical meeting sampai dengan broadcast melalui Whatsapp. Hanya saja, ada beberapa peserta terutama dari luar kota, tidak memahami detail terkait kearifan Kota Tasikmalaya yang memiliki Perda Tata Nilai serta kultur religius,” katanya saat ditemui Radar, di rumahnya di Jalan Siliwangi.

Dia menjelaskan event yang dihelatnya berkaliber nasional. Otomatis banyak peserta yang ikut dari berbagai daerah. Terutama dari kota besar di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pihak penyelenggara telah mensyaratkan, supaya kreativitas dan modifikasi busana bebas tapi sopan. Hanya saja ada beberapa peserta yang tidak mengindahkan syarat itu. Sebagian peserta beranggapan standar kesopanan berbusana di Kota tasikmalaya sama dengan daerah lain yang biasa menghelat event serupa.

0 Komentar