Gunung Kawi

Gunung Kawi
Dahlan ISkan
0 Komentar

“Iya. Ada. Pohonnya di sana itu,” jawabnya. “Juga ada pohon dewa ndaru,” tambahnya.

Salah satu yang ikut lari ke Kawi ini adalah seorang Tionghoa. Namanya dikenal dengan Pek Yam (Tan Ki Yam). Ia orang kepercayaan Mbah R.M. Imam Soedjono. “Makam beliau di sana itu,” ujar Yana.

Maka makam paling keramat di Gunung Kawi ini sebenarnya makam ulama tarekat. Para pejuang di harus depan Perang  Diponegoro adalah para ulama tarekat.

Baca Juga:Data BPS Tak Akan Jadi PedomanTunggu Ahli

Anda mungkin lebih tahu mengapa Gunung Kawi lantas bertransformasi menjadi lambang tempat berdoa untuk menjadi kaya.

Saya pun sering menjadikan Gunung Kawi sebagai contoh dalam ceramah tentang fokus: Gunung tidak perlu tinggi, yang penting ada Dewanya; sungai tidak perlu dalam yang penting ada naganya.

Ketinggian Gunung Kawi hanya 2.551 meter. Tapi mengapa yang datang ke sana lebih banyak dari Gunung lainnya yang lebih tinggi.

Orang tidak harus menjadi yang terkaya, terkuasa, terpandai, tercantik, dan seterusnya. Yang penting orang punya kehebatannya sendiri-sendiri.(*)

 NB: Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/.

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

 

0 Komentar