Dosen Unsil Tingkatkan Resiliensi Guru

Dosen Unsil Tingkatkan Resiliensi Guru
PENGABDIAN. Tim Pengabdian pada Masyarakat Universitas Siliwangi melaksanakan edukasi kesehatan dengan tajuk Meningkatkan Resiliensi Guru Melalui Edukasi Kesehatan Pasca Pandemi Pada Kelompok Kerja Guru Sekolah Dasar Gugus 2 Kecamatan Cisayong di SDN 1 Cisayong, Sabtu (15/10/2022). Foto: Istimewa
0 Komentar

Lanjutnya, guru adalah suatu profesi yang sangat membutuhkan kondisi psychological well being yang baik. Sebagai seorang guru tentu harus mampu meningkatkan resiliensi agar tetap memiliki kesehatan mental yang baik untuk selalu bertahan pada kondisi yang sulit pasca pandemi ini.

Program ini dihadiri oleh Guru SD Gugus 2 Kecamatan Cisayong, dan hampir seluruhnya adalah wanita. Acara dimulai dengan pengenalan materi mengenai kesehatan mental dan mengapa kesehatan mental ini penting untuk diketahui oleh berbagai pihak, terutama di era pasca pandemi. Pemaparan materi dilakukan oleh tim dari Rumah Sakit Jasa Kartini, Kota Tasikmalaya.

Pada sesi ini juga dibuka diskusi untuk seluruh peserta. Hasil diskusi menunjukkan bahwa hampir 70 persen peserta belum mengetahui pentingnya kesehatan mental. Sebagian besar peserta masih terbawa pada stigma mengenai kesehatan mental, yakni berkaitan dengan orang yang cenderung dikucilkan dan dijauhi oleh masyarakat luas.

Baca Juga:KH Atam Punya Bekal Jaringan Sosial KuatKhusnul Nusakambangan

“Padahal sebenarnya kesehatan mental tidak hanya sebatas itu saja, namun bagaimana kita menyadari kondisi psikologis masing-masing sehingga bisa terus seimbang dalam menjalani kehidupan,” katanya.

Pada sesi selanjutnya, dibahas mengenai bagaimana pandemi mengubah pola hidup masyarakat, serta bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental. Pada sharing session dengan peserta, diketahui bahwa ternyata untuk guru SD, kesulitan yang sangat terasa adalah ketika menghadapi peserta didik yang memiliki keaktifan diatas rata-rata (hyperactive) sehingga sulit dikendalikan di dalam kelas.

“Ini membawa stress tersendiri dan harus dikendalikan oleh masing-masing individu. Sebagai solusi, diberikan alternatif penanganan peserta didik dengan cara-cara yang menyenangkan baik untuk guru maupun siswa, sehingga keduanya tidak akan terbebani selama melaksanakan pembelajaran di kelas,” katanya.

Sebagai contoh, melakukan ice breaking  dan senam ringan di sela-sela pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran berbasis permainan, dan bahkan melakukan pembelajaran di luar ruangan kelas agar guru maupun siswa tidak jenuh dan stress dalam belajar.

Kegiatan PbM-KM yang berbentuk program dukungan kesehatan mental (komunikasi, informasi dan edukasi) untuk meningkatkan ketahanan kesehatan mental bagi guru Sekolah Dasar Gugus 1 Tasikmalaya berhasil memberikan dampak berupa meningkatnya pengetahuan, kesadaran dan pemahaman SDM mitra dalam hal ini guru sekolah dasar.

0 Komentar