Dinsos Kabupaten Tasikmalaya Klaim Angka Stunting Turun

angka stanting
Kepala Dinsos PPKBP3A Kabupaten Tasikmalaya Opan Sopian menjelaskan terkait penurunan angka stunting, Senin, 6 Mei 2024. (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Angka atau prevalensi stunting di Kabupaten Tasikmalaya mengalami penurunan pada 2023. 

Berdasarkan data hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Tasikmalaya berada di angka 20,7 persen.

Padahal, sebelumnya di 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Tasikmalaya berada di angka 27,2 persen dan masuk ke dalam empat besar tertinggi di Jawa Barat.

Baca Juga:Tangani Masalah Hukum, BRI Banjar Gandeng Kejaksaan Negeri Kabupaten CiamisRaih Gelar La Liga sebagai Kapten Real Madrid, Nacho: Bulu Kudukku Berdiri 

Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPKBP3A) Kabupaten Tasikmalaya Opan Sopian berharap di tahun ini angka stunting bisa terus turun hingga di angka 14 persen sesuai dengan yang ditargetkan oleh pemerintah.

”Jadi stunting di Tasikmalaya itu tahun 2022 sebanyak 27 sekian persen. Kemudian 2023 kemarin menjadi 20 sekian persen dan tahun 2024 mudahan-mudahan sesuai dengan PLPS ya kita bisa turun di angka 14 persen,” kata Opan kepada Radartasik.id, Senin, 6 Mei 2024.

Opan menilai stunting bukan hanya masalah Dinsos PPKBP3A saja tetapi juga hampir semua satuan perangkat kerja daerah (SKPD) yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. 

”Urusan stunting ini bukan hanya urusan Dinas Sosial, tapi urusan seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten Tasikmalaya maka sesuai dengan Perpres itu kita bentuk TPPS—Tim Percepatan Penurunan Stunting,” ujarnya.

Guna menurunkan angka stunting, pemerintah melalui TPPS terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak dari kandungan.

”Secara umum salah satu penyebab dari stunting ini harus diefektifkan, diefisienkan dalam informasi edukasi terhadap sasaran dari 1.000 hari kehidupan. Di 1.000 hari kehidupan itulah yang harus lebih optimal. Proses itulah penentuan kehidupan masyarakat agar memiliki daya saing di kemudian hari,” ujarnya.

”Ketika menyelesaikan persoalan stunting agar turun dari 27 ke 20 (persen) dalam satu tahun itu ya jelas kita harus menjaga agar tanda-tanda anak stunting-nya hilang,” tambahnya.

Baca Juga:Real Madrid Juara La Liga 2024, Ancelotti: Saya Tidak Peduli Apakah Perayaannya Hari Ini atau Minggu DepanAkhirnya Real Madrid Juara La Liga, Barcelona Gagal Kalahkan Girona

Opan mengaku saat ini pihaknya tengah gencar melakukan sosialisasi terkait pemahaman stunting dan penguatan kapasitas penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB). 

0 Komentar