Bukan Bullying? Demi Konten, Siswa SMPN di Kota Tasikmalaya Tega Injak Kepala Teman, Ini Klarifikasi Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya

Bukan Bullying
Siswa salah satu SMPN di Kota Tasikmalaya tega menginjak temannya demi konten. Dinas Pendidikan menegaskan hal tersebut bukan bullying. (Foto/Istimewa)
0 Komentar

Sebab, ketika sudah membentuk TPPK, nantinya ada yang memberikan masukan atau saran kepada kepala satuan pendidikan mengenai fasilitas yang aman dan nyaman di satuan pendidikan.

“Dengan begitu sekolah selalu melaksanakan sosialisasi kebijakan dan program terkait pencegahan dan penanganan kekerasan dan bisa mendampingi korban dan atau pelapor kekerasan di lingkungan satuan pendidikan,” katanya.

Direktur Taman Jingga Ipa Zumrotul Falihah menilai bahwa tidak bisa dimungkiri bahwa informasi yang beredar sudah menimbulkan kegaduhan. Terlepas itu sebatas konten atau memang terjadi kasus bullying. “Realitanya ini membuat kegaduhan,” ucapnya kepada Radar, Kamis (28/9/2023).

Baca Juga:Prediksi Benfica vs Porto di Liga Portugal: Duel SengitPrediksi Sheffield Wednesday vs Sunderland di Championship: Duel Menghindari Zona Degradasi

Artinya, ada yang keliru dalam pembuatan konten tersebut. Apalagi di foto yang beredar menunjukkan seorang pelajar sampai menginjak kepala dari temannya. “Itu kan adegan yang tidak pantas juga,” tuturnya.

Terlepas itu konten iseng atau edukasi, menurutnya pihak sekolah sudah kecolongan. Karena jika dilihat dari foto yang beredar, lokasinya berada di lingkungan kelas atau sekolah.

“Pengawasan dari sekolah bagaimana ini, sampai siswa bisa membuat konten tersebut,” ucapnya terakit dugaan bullying siswa SMP.

Hal ini juga menjadi bukti bahwa perkembangan teknologi saat ini tidak dibarengi dengan literasi digital. Sehingga para siswa tidak memahami batasan pemanfaatan smartphone dan juga pembuatan konten. “Literasi digital di sekolah masih lemah,” katanya.

Literasi digital di sekolah dewasa ini menurutnya sangat penting. Karena pihak sekolah sendiri memperbolehkan penggunaan smartphone kepada siswanya. “Sekarang kan SD dan SMP pun sudah bawa HP,” terangnya.

Ketika memang tujuannya edukasi, seharusnya pihak sekolah bisa mengawasi dan memberikan bimbingan atau arahan. Karena ketika melakukan adegan atau memunculkan visual konten pelajar menginjak kepala temannya, malah jadi salah kaprah.

“Justru dikhawatirkan gambar itu malah memancing orang untuk melakukannya,” ujarnya terakit dugaan bullying siswa SMP.

Baca Juga:Honorer Kabupaten Tasikmalaya Ketar-Ketir Susah Daftar Seleksi PPPK, BKPSDM Kabupaten Tasikmalaya Buka Posko BantuanPrediksi Genoa vs Roma di Liga Italia: Menanti Magis Mourinho

Di samping itu, sekali pun itu untuk kepentingan konten, belum tentu anak yang diinjak kepalanya itu bisa menerima. Karena dia sendiri sebagai orang tua tidak akan menerima jika anaknya diperlakukan seperti itu.

0 Komentar