Aplikasi Digital Tidak Akan Kekal, UMKM Kota Tasikmalaya Harus Punya Sistem Mandiri

Aplikasi Digital Tidak Akan Kekal, UMKM Kota Tasikmalaya Harus Punya Sistem Mandiri
Internet Marketers M Rizal Ar Sutadiredja turut memberikan edukasi soal digital marketing kepada pelaku usaha di acara Kumpul Komunitas di Deisy Coffee & Eatery, Minggu (22/10/2023)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tren usaha menggunakan aplikasi digital kini merajalela dari mulai UMKM sampai industri besar. Pasalnya siapa pun bisa membuka toko online dengan pola berjualan yang terbilang mudah.

Kendati demikian, dunia digital yang mudah bukan berarti akan aman dan bertahan abadi. Maka dari itu, pelaku usaha seyogianya tidak menggantungkan usahanya ke platform yang notabene milik orang lain.

Komunitas EverPro memberikan edukasi kepada para pelaku UMKM di Deisy Coffee & Eatery Kecamatan Cihideung, Minggu (22/10/2023). Di sana para pelaku UMKM diberikan gambaran dunia digital bahkan difasilitasi untuk bisa membuat platform mandiri.

Baca Juga:Oktober 2023 Pestanya Warga Kota Tasikmalaya, Banyak Hiburan dan Melimpah Jajanan Meskipun Macet di JalanIkut Nonton Konser Dewa19, Didi Riyadi Berencana Manggung Juga Bersama Band Element di Tasikmalaya

Ketua EverPro Community Rusdi Bazarrudin mengatakan bahwa saat ini banyak pelaku usaha khususnya UMKM yang menggantungkan usahanya di aplikasi digital. Sehingga keberlangsungan usahanya seolah ada di tangan marketplace tersebut. “Karena sekarang seller dimanjakan juga, sebatas buka toko secara online langsung bisa jualan,” ungkapnya kepada Radartasik.id.

Akan tetapi meskipun memudahkan, platform aplikasi digital terbilang tidak akan kekal. Seperti halnya tiktok shop yang pada akhirnya ditutup dan berdampak pada para pelaku usaha. “Efeknya kan lumayan, apalagi yang memang menggantungkan usaha di sana,” tuturnya.

Maka dari itu ke depannya para pelaku usaha idealnya punya website sendiri untuk berjualan. Di samping memanfaatkan marketplace yang ada. “Kalau websitenya milik sendiri, kan lebih aman,” ujarnya.

Di samping itu, pola usaha konvensional menurutnya tidak perlu ditinggalkan. Karena hal itu bisa menjadi branding untuk meningkatkan kepercayaan publik. “Karena kalau kita punya toko fisik, kepercayaan pembeli jauh lebih besar,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, brand-brand besar di Indonesia saat ini tetap mempertahankan tempat berjualan secara fisik. Bahkan mereka menambah baik di ruang publik maupun membuka outlet di mall-mall. “Karena itu salah satunya untuk meningkatkan kepercayaan publik,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut, hadir juga M Rijal Ar Sutadiredja yang akrab disapa Bankzenk. Dia pun turut memberikan edukasinya selaku Internet Marketer (Imers).

0 Komentar