Apes! Diserang Hama Wereng, Petani Kabupaten Pangandaran Gagal Panen

diserang hama wereng
Kondisi lahan sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran yang diserang hama wereng. (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Lahan sawah di Kabupaten Pangandaran diserang hama wereng. Akibatnya banyak petani mengalami gagal panen.

Seperti terlihat di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, banyak lahan sawah yang mati akibat diserang hama wereng. Biasanya daun padi yang mati itu berubah menjadi warna kuning dan terlihat ada bintik-bintik.

Warga Pogor Desa Cibenda Kecamatan Parigi, Jahidin (45) mendapati lahan sawahnya menjadi korban keganasan hama wereng. 

Baca Juga:Uu Kritik Penjaringan Bacawalkot di PPP Kota Tasikmalaya, Kalau Ada Kader Struktural Kenapa Buka Seleksi?Pilkada 2024, Bos Media, Suhendrik Mencalonkan Diri Jadi Bakal Calon Wali Kota Cirebon dari PDI Perjuangan

”Walaupun tidak semua, tapi saya merugi,” katanya kepada Radartasik.id, Minggu, 21 April 2024.

Menurut pria yang akrab disapa Idin ini, lahan sawah petani lainnya juga banyak yang diserang hama wereng. 

”Termasuk yang di Desa Ciliang, Desa Parigi banyak yang diserang hama wereng,” ucapnya.

Padi yang sudah diserang hama wereng itu sudah dipastikan mati dan tidak bisa berbuah. ”Akhirnya gagal panen dan kita merasa kecewa,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Yadi Gunawan membenarkan kondisi tersebut dan dia menyebutkan bahwa serangan wereng kali ini cukup parah.

”Kita sudah lakukan gerakan pengendalian (gerdal) wereng sudah lama, dengan menyemprotkan obat-obatan dan pestisida,” ucapnya.

Sayang sekali, pestisida hasil pengadaan tahun lalu sudah habis sejak Desember dan kini pihaknya sedang mengajukan kepada provinsi untuk pengadaan selanjutnya.

Baca Juga:Gebrakan Uu-Ade Jelang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Politisi PPP Dampingi Pertemuan Dua Sahabat Siapkan Kaderisasi, Gerakan Pemuda Islam Merapat ke Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Al Ayubi

Akan tetapi, pemutusan penyebaran hama wereng ini terganjal oleh masa tanam yang tidak berbarengan. 

”Jadi masa tanam di kita itu tidak kompak, ada yang duluan, sehingga pemutusannya tidak merata,” ucapnya.

Seperti yang bisa dilihat dalam satu kawasan, di mana ada beberapa petak yang terkena wereng, sebagian lagi masih aman.

Menurut Yadi, kondisi serangan hama wereng ini diklasifikasikan menjadi beberapa kelas, ada yang ringan, sedang, berat hingga puso.

Namun ia mengklaim bahwa di Pangandaran tidak ada yang mengalami kondisi berat atau puso. ”Ada juga yang ringan sampai sedang,” ucapnya.

Untuk yang kondisi ringan pihaknya masih mengumpulkan laporan dari beberapa kecamatan, karena jumlahnya kemungkinan lebih luas.

0 Komentar