Sementara batang Indigofera dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati (biofuel) yang menjadi pengganti sebagian batubara untuk mendukung program co-firing PLTU.
Menurut Luthfi, pengembangan Indigofera sangat selaras dengan program Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya 2025–2029, khususnya agenda ekonomi hijau melalui program unggulan Tasik Hijau.
“Pengembangan biomassa Indigofera ini selaras dengan program Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep-Asep. Kita sudah tanam Indigofera di lahan 100 hektar, dengan dukungan bibit dari PLN Energi Primer Indonesia (EPI),” terang dia.
Baca Juga:Politik Bambu Apus (part2): Politisi Tinggal Menunggu Langkah. Orkestra Tengah Disiapkan!Konvoi Dadakan, Ribuan Warga Kota Tasikmalaya Sambut Kemenangan Persikotas di Liga 4 Seri 1 Jawa Barat
Ia juga mengajak peran pemerintah daerah untuk berkolaborasi dalam mendukung ketahanan pangan sebagai bagian dari asta cita Presiden.
Luthfi bahkan memiliki mimpi lebih besar: Indigofera ditanam di seluruh desa di Kabupaten Tasikmalaya, bahkan di seluruh Indonesia.
Selain manfaat ekonominya, Indigofera juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca melalui proses fotosintesis yang menyerap karbon dioksida dan melepas oksigen.
Kemampuan inilah yang menjadikan Indigofera biomassa ramah lingkungan yang mendukung swasembada energi masa depan.
Informasi yang diperoleh Luthfi menyebutkan, PLN EPI menargetkan pemanfaatan biomassa sebesar 2,2 juta ton pada 2024 dan meningkat menjadi 10 juta ton pada 2025 untuk kebutuhan 52 PLTU di Indonesia.
“Dari pengembangan biomassa Indigofera di Kabupaten Tasikmalaya ini dapat menyumbang ratusan ribu ton, bahkan jika dikembangkan di seluruh Jawa Barat akan menyumbang jutaan ton biomassa,” tambah Luthfi.
Pengembangan ini juga mendukung program PLN Electrifying Lifestyle menuju masa depan berkelanjutan.
Baca Juga:Petarung Kota Tasik Mengguncang Tangerang, Atlet Pertina Boyong Emas Kejurnas!Tak Biasanya, Endang Juta Tak Kenakan Rompi Merah Saat Sidang Kelima di Pengadilan Negeri Bandung
“Kami sudah merancang konsep, di lokasi-lokasi pengembangan biomassa Indigofera. Akan dibangun gubug terang sebagai pondasi kebudayaan yang dikolaborasikan dengan pemerintah daerah, desa dan petani,” terang dia.
Konsep itu diselaraskan dengan program desa berbasis wisata yang tengah dikembangkan pemerintah daerah. Pemerintah desa, dengan dukungan Kabupaten Tasikmalaya, menyiapkan penerangan jalan menuju lahan Indigofera melalui kolaborasi bersama PLN.
“Jadi ada pusat kebudayaan tempat berkumpulnya para petani, tokoh masyarakat, termasuk menjadi pusat edukasi bagi siswa dan pusat penelitian mahasiswa dari perguruan tinggi di desa wisata berbasis sawah dan biomassa Indigofera ini,” tambah Luthfi.
