PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Ketika banjir Pangandaran kembali merendam rumah-rumah warga Padaherang, Selasa, 11 November 2025, sebagian besar penduduk memilih untuk bertahan di rumah mereka meskipun terendam oleh luapan Sungai Citanduy.
Pilihan untuk tidak mengungsi ini mencerminkan kebiasaan warga yang sudah terbiasa menghadapi fenomena tahunan tersebut.
Supriati (50), seorang warga Dusun Bojong, Desa Sukanagara, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, mengungkapkan, dirinya sudah lama menghadapi banjir setiap tahun.
Baca Juga:Banjir Terjang 4 Desa di Pangandaran, Ratusan Rumah Terendam Akibat Curah Hujan TinggiBupati Citra Pitriyami Antusias Menantikan Perpanjangan Rute KA Pangandaran ke Cilacap
”Saya lahir di sini. Banjir tiap tahun sudah biasa, sejak orang tua masih hidup,” katanya kepada Radartasik.id saat ditemui di lokasi banjir.
Pada Senin malam, 10 November 2025, hujan lebat yang mengguyur Pangandaran menyebabkan Sungai Citanduy meluap, memasuki rumah Supriati.
Meski terendam, ia memilih untuk tidak mengungsi dan menunggu banjir Padaherang surut.
Ia segera mengamankan barang-barang berharga, termasuk dagangan dari warung yang ia kelola, dengan memindahkannya ke tempat yang lebih tinggi.
Supriati menambahkan, dua tetangganya yang juga terendam banjir memutuskan untuk mengungsi ke rumah saudara mereka, tetapi setelah banjir mulai surut, mereka kembali untuk membersihkan rumah dari lumpur dan sampah.
Fenomena banjir yang melanda Padaherang memang sudah menjadi siklus tahunan, terutama saat curah hujan tinggi dan air rob dari laut turut memperburuk kondisi.
”Rumah kami hanya berjarak kurang lebih 100 meter dari Sungai (Citanduy), pasti terendam saat air meluap,” katanya.
Baca Juga:Kelola Laporan Keuangan dengan Software Penagihan dan FakturPuskeswan Pertama di Pangandaran Siap Cegah Rabies dan PMK, Meningkatkan Kesehatan Hewan di Daerah
Warga lainnya, Saliman (52), menambahkan, sedikitnya ada tiga kepala keluarga yang terdampak banjir di lingkungannya.
”Beberapa (korban banjir) sudah mendapat bantuan sembako dari pihak terkait. Sebagian besar memilih untuk tidak mengungsi walaupun banjir susulan bisa saja terjadi,” katanya. (Deni Nurdiansah)
