Selengkapnya dapat dilihat pada data e-LHKPN KPK berikut:
Dapil XIII (Ciamis, Banjar, Pangandaran, Kuningan)
Arief Maoshul Affandy (PPP) – Rp.3.220.900.000 – 26 Mei 2024
Didi Sukardi (PKS) – Rp.1.853.521.211 – Laporan 31 Desember 2018
Dudy Pamuji (Golkar) – Rp.29.134.794.148 – 13 Juni 2022
Maulana Yusuf Erwinsyah (PKB) – data LHKPN tidak ditemukan
Heri Rafni Kotari (Nasdem) – Rp.1.043.393.453 – 31 Desember 2023
Ika Siti Rahmatika (PDIP) – Rp.19.490.196.063 – 23 Juli 2024
Tina Wiryawati (Gerindra) – Rp.14.402.543.190 – 29 Mei 2019 (khusus awal menjabat saja)
Toto Suharto (PAN)- Rp.42.633.364 – 31 Desember 2018
Dapil XIV (Kab. Garut)
Aceng Malki (PKB) – Rp.3.029.700.000- 30 Juni 2024
Dede Kusdinar (Gerindra) – Rp.1.289.500.000 -26 Mei 2024
Euis Ida Wartiah (Golkar) – Rp.1.582.897.809 – 31 Desember 2018
Ahab Sihabudin (PKS) – Rp.1.875.643.023 – 31 Desember 2018
Aten Munajat (PPP)- Rp.2.297.606.076 – 26 Mei 2024
Memo Hermawan (PDIP) – Rp.5.730.000.000 – 29 Mei 2019
Dapil XV (Kab.Tasik – Kota Tasik)
Arip Rachman (PDIP) – Rp.2.863.905.349 – 22 Mei 2019
Yod Mintaraga (Golkar) – Rp.4.770.835.973 – 31 Desember 2019
Uden Dida Efendi (PPP) – Rp.50.330.100.000 – 23 Mei 2024
M Lilah Sahrul Mubarak (PKB) – Rp.915.200.000 – 12 Juni 2024
Tetep Abdul Latip (PKS) – Rp.1.792.336.535- 29 Maret 2019
Haris Sanjaya (Gerindra) – Rp.1.925.100.000 – 30 Oktober 2024
Budi Mahmud Saputra (PAN) – Rp.11.255.719.743 – 21 Mei 2024
Ada satu anggota dewan Provinsi Jawa Barat yang data LHKPN-nya tidak ditemukan sama sekali. Ia adalah Maulana Yusuf Erwinsyah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dapil XIII.
Padahal, anggota DPR maupun DPRD wajib mengisi LHKPN karena mereka termasuk dalam kategori Penyelenggara Negara yang menjalankan fungsi legislatif. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 dan bertujuan untuk pencegahan korupsi serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pejabat publik.
Tolok Ukur Kepatuhan Pejabat
Aktivis Tasikmalaya, Ujang Amin, menyesalkan masih banyaknya legislator yang tidak patuh soal LHKPN. Karena menurutnya hal itu merupakan kewajiban mutlak bagi para pejabat negara.
Baca Juga:Ini Dia Daftar Kekayaan Anggota DPR RI Dapil X dan XI Jawa Barat Menurut LHKPN KPKAntisipasi Situasi Keamanan, Sekolah Madrasah Belajar Daring Selama 2 Hari
“Bagaimana masyarakat bisa percaya kepada wakilnya kalau kewajiban sederhana saja diabaikan,” ungkapnya.
Menurutnya ini juga menjadi salah satu tolok ukur semangat transparansi lembaga negara. Supaya bisa mencegah tindak pidana korupsi dari pejabat legislatif.
“Transparansi dan integritas ini bukan pilihan, tapi kewajiban,” ucapnya.
Salah seorang pelaku usaha asal Cipedes, Marliah juga menilai ketidakpatuhan DPRD melaporkan harta kekayaannya menimbulkan kecurigaan. Bukan soal nilai kekayaannya, namun soal angka yang rasional atau tidak.