Banjar Waterpark Masih Berpeluang Hidup? Investornya Ternyata Beralih ke Wahana Alam Parung Tasikmalaya

Banjar Waterpark
Kondisi fasilitas di Banjar Waterpark beberapa waktu lalu. (Anto Sugiarto/Radartasik.id)
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Harapan untuk menghidupkan kembali Banjar Waterpark (BWP) belum sepenuhnya padam.

PT Maju Jaya, selaku pihak ketiga yang sebelumnya mengelola Banjar Waterpark, dikabarkan akan kembali mendatangi Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar.

Kunjungan ini dilakukan untuk membahas kelanjutan nota kesepahaman (MoU) yang sempat terhenti.

Baca Juga:Puluhan ASN Kota Banjar Resmi Dilantik untuk Isi Kekosongan Jabatan, Ini Pesan Wali Kota SudarsonoSoal Skandal Gadai Kendaraan Dinas Desa Mulyasari, Bagaimana Sikap Inspektorat Daerah Kota Banjar?

Direktur PT Maju Jaya, Daskim, menegaskan, rencana pemutusan MoU belum bisa diputuskan secara gegabah.

Ia menyebutkan, dirinya akan datang ke Banjar setelah menyelesaikan beberapa urusan pekerjaan, dengan niat menyelesaikan persoalan kerja sama pengelolaan tersebut sebelum kembali ke Majenang.

Pemkot Banjar sendiri melalui bagian PSDAP sudah beberapa kali mengirimkan surat kepada PT Maju Jaya, mempertanyakan kelanjutan pembangunan Banjar Waterpark yang telah lama mangkrak.

Daskim mengakui, keberlanjutan proyek ini cukup sulit karena investor yang semula mendampingi sudah tidak tertarik melanjutkan.

Kini ia sedang berupaya mencari pendamping baru yang bersedia menanamkan modalnya di BWP. ”Mudah-mudahan ada yang mau,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Ia menyatakan keinginannya untuk tetap mengelola BWP karena menilai lokasi waterpark tersebut sangat strategis.

Namun, ia menekankan pentingnya mencari investor yang kuat agar pengelolaan bisa dilanjutkan secara maksimal.

Baca Juga:Skandal di Balik Meja Desa Mulyasari Kota Banjar, Motor Inventaris DigadaikanMaling Dibekuk Setelah Lama Buron, Satreskrim Polres Banjar Ungkap Kasus Curanmor

Terkait polemik pembangunan wahana edukasi bertema The Mummy, Daskim mengungkapkan, penolakan dari masyarakat tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya.

Menurutnya, tidak adanya sosialisasi dari pemerintah kota saat itu turut berkontribusi terhadap penolakan tersebut.

Padahal, wahana serupa telah berhasil dibangun di daerah lain dan mendapat sambutan positif.

Akibat penolakan itu, proyek pembangunan wahana The Mummy dan kafe yang sudah hampir rampung terpaksa dihentikan.

Daskim mengaku mengalami kerugian besar, yang mencakup biaya pembangunan, pemagaran, serta pembayaran tunggakan gaji karyawan BWP.

Total kerugian yang ia alami disebut melebihi Rp 2 miliar, termasuk di dalamnya pembayaran gaji tertunggak senilai Rp 475 juta.

Selama tiga tahun terakhir, Daskim harus bekerja keras untuk menutupi kerugian tersebut dan mengembalikan modal kepada investor lama.

Ia menyayangkan, satu-satunya investor yang kala itu bersedia mendanai proyek BWP kini telah beralih menanamkan modalnya di objek wisata Wahana Alam Parung di Kabupaten Tasikmalaya, yang saat ini ramai dikunjungi wisatawan.

0 Komentar