Wawancara sebelumnya, Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Kota Banjar, Gus Muhammad Ihsan Hanafi, menyatakan, meskipun sudah ada bantuan operasional yang diterima oleh pondok pesantren, nominalnya masih jauh dari mencukupi untuk pengembangan pendidikan dan infrastruktur.
Bantuan operasional tersebut hanya sekitar Rp 2,4 juta per tahun, yang menurutnya belum cukup untuk pengembangan pendidikan dan fasilitas yang ada di pesantren.
Oleh karena itu, Gus Muhammad mengharapkan adanya peningkatan bantuan yang lebih substansial agar pesantren dapat berkembang dengan lebih baik.
Baca Juga:Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kota Banjar Memprihatinkan, Apa yang Bisa Dilakukan?Prihatin dengan Kondisi Terkini, Perempuan Kota Banjar Didorong Berani Bersuara untuk Cegah Pelecehan
Gus Muhammad juga menyebutkan, program OPOP di tingkat Provinsi Jawa Barat belum berjalan efektif.
Oleh karena itu, ia mengusulkan agar program serupa dijalankan di tingkat kota untuk lebih fokus dan terarah.
Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan dorongan anggaran yang lebih besar untuk pengembangan ekonomi pesantren, agar pondok pesantren di Kota Banjar dapat mandiri dan tidak hanya bergantung pada bantuan pemerintah.
Salah satu cara untuk mengembangkan ekonomi pesantren adalah dengan memberikan dukungan anggaran sebesar sekitar Rp 50 juta per pesantren, yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk unggulan dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi.
Dengan produk unggulan yang dapat saling dipertukarkan antarpesantren, ekonomi di pesantren dapat berkembang secara lebih mandiri dan berkelanjutan.
Selain itu, Gus Muhammad mengusulkan agar pondok pesantren turut dilibatkan dalam program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan menyuplai kebutuhan gizi yang dapat diperoleh dari produk-produk yang dihasilkan oleh pesantren sebagai bagian dari pemberdayaan mereka.
”Kenapa pesantren tidak diberdayakan?” ungkapnya. (Anto Sugiarto)