Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kota Banjar Memprihatinkan, Apa yang Bisa Dilakukan?

Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kota Banjar
Forum Anak Daerah Kota Banjar menyampaikan edukasi pencegahan kekerasan dan pelecehan yang sering dialami oleh anak-anak dan perempuan. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi masalah serius di Indonesia.

Di Kota Banjar, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) mencatat sebanyak 7 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang awal 2025.

Terdapat 4 kasus kekerasan terhadap anak dan 3 kasus kekerasan terhadap perempuan.

”Jumlah kasus tersebut mulai dari pelecehan hingga pencabulan terhadap perempuan dan anak di Kota Banjar,” ucapnya, Selasa, 13 Mei 2025.

Baca Juga:Prihatin dengan Kondisi Terkini, Perempuan Kota Banjar Didorong Berani Bersuara untuk Cegah Pelecehan Mengaku sebagai PNS Kemenhan, Pria Ini Tipu Perempuan Kota Banjar hingga Jutaan Rupiah

Kepala Dinsos P3A Kota Banjar, Hani Supartini, menyatakan, penanganan kasus tersebut dilakukan dengan langkah-langkah pendampingan medis, hukum, dan psikologis, termasuk pemeriksaan kesehatan, serta pendampingan dari psikiater dan pekerja sosial.

Selain itu, Hani menjelaskan, upaya pencegahan terus dilakukan melalui berbagai bentuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, yang melibatkan banyak pihak, seperti sekolah, Dharma Wanita, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), organisasi wanita, kader Motekar, Puspaga, Puspa, akademisi, serta Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) melalui pengajian dan majelis taklim.

Kerja sama ini diharapkan dapat memperluas jangkauan informasi dan mengedukasi masyarakat untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Banjar secara berkelanjutan.

Menurut Hani, anak-anak juga harus diajarkan untuk menjaga tubuh mereka sendiri, yakni dengan tidak membiarkan siapa pun menyentuh tubuh mereka, kecuali ibu mereka.

Sementara itu, perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga juga diimbau untuk segera melapor dan tidak menutup diri.

Keberanian untuk berbicara sangat penting agar tindakan kekerasan tidak dibiarkan berlarut-larut.

Peran keluarga juga harus dikuatkan kembali dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.

Ayah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan keluarga, sementara ibu mengurus anak-anak.

Baca Juga:Saldo DANA Gratis Tanpa Deposit atau Undang Teman! Cara Mudah Dapat Rp833.000 dari Game Penghasil Saldo DANATerbaru dan Langsung Cair, Silahkan Unduh Game Penghasil Saldo DANA yang Unik Ini, Tertarik?

Jika keduanya bekerja, maka harus ada pengganti yang dapat dipercaya untuk menjaga anak-anak.

Hani menekankan, pengganti yang dipercaya harus mampu menjaga anak dengan baik dan tidak memberikan perlakuan negatif.

Dari segi ekonomi, bantuan pemerintah dapat mengurangi beban keluarga yang menjadi salah satu faktor penyebab kasus kekerasan, termasuk pelecehan dan pencabulan.

Dengan adanya bantuan tersebut, diharapkan dampak negatif yang disebabkan oleh faktor ekonomi dapat diminimalisir.

0 Komentar