Jurnalis Italia Akui AC Milan Tim Penuh Misteri: Bisa Menang Besar, Tapi Juga Bisa Tumbang di Final

AC Milan
Selebrasi pemain AC Milan usai melibas Bologna 3-1 di San Siro Foto: Tangkapan layar Instagram@acmilan
0 Komentar

RADARTASIK.ID – AC Milan tampil menggila saat menghajar Bologna 3-1 di San Siro, namun kemenangan itu tidak serta-merta membuat semua pihak yakin pada performa mereka.

Jurnalis senior Italia, Sandro Sabatini, dalam kolom editorialnya di Calciomercato, menyebut Milan sebagai tim yang tak bisa ditebak.

“Mereka bisa menang dengan gemilang seperti hari ini, tapi juga bisa kalah di final tanpa perlawanan,” tulisnya.

Baca Juga:Gimenez Menggila, AC Milan Sikat Bologna 3-1Gelandang Bologna Ingin Jadikan AC Milan Sebagai Ajang Balas Dendam

Sabatini menilai laga Milan kontra Bologna sebagai pertandingan dua wajah: satu untuk Serie A, satu lagi mengarah ke final Coppa Italia tengah pekan ini.

Di atas lapangan, Milan menang telak sedangkan Bologna tampak kacau, terutama akibat keputusan pergantian pemain yang dianggap terlalu prematur.

Pemain pengganti Milan, Santiago Gimenez menjadi bintang.

Dua golnya bukan hanya mengamankan tiga poin, tapi juga membuatnya disebut-sebut merebut posisi starter dari Luka Jovic.

Para tifosi pun menyambut aksinya dengan standing ovation di akhir laga.

Sabatini menilai pelatih Bologna, Vincenzo Italiano “terbakar” oleh keputusannya sendiri.

Dia memilih mengistirahatkan Riccardo Orsolini yang tampil tajam sejak awal dan mencetak gol pembuka membuat Bologna kehilangan arah.

“Orsolini tak boleh disingkirkan begitu saja. Itu sembrono,” ungkap Sabatini.

Bologna sendiri sebenarnya tampil cukup solid selama satu jam. Mereka bermain disiplin dan berpeluang besar menjaga harapan finis di empat besar.

Namun pergantian tiga pemain sekaligus di menit ke-66 menjadi titik balik.

“Mungkin terlalu cepat. Yang pasti, terlalu berisiko,” jelas Sabatini.

Baca Juga:Prediksi AC Milan vs Bologna: Rossoneri Menang TipisIngin Kembalikan Era Kejayaan Napoli, Conte Incar Tiga Bintang Premier League

Sabatini juga mengakui Milan seperti tim yang penih misteri, karena tidak bisa memberikan konsistensi di lapangan.

“Bisa jadi mereka melaju ke Eropa lewat Coppa Italia. Bisa juga gagal total. Rasanya seperti film ‘Mission Impossible’, hanya saja kita belum tahu apakah ending-nya bahagia atau mengecewakan,” ulasnya.

Sabatini juga menganggap situasi ini makin rumit karena hingga kini belum ada kejelasan soal masa depan pelatih atau direktur olahraga Milan.

“Selama Gerry Cardinale terus menutup rapat-rapat arah klub, San Siro hanya bisa menunggu hingga asap merah-hitam keluar dari cerobong dan memberi sinyal siapa yang memimpin,” paparnya.

0 Komentar