Dilanda Banjir Setiap Hujan, Begini Kondisi Drainase di Kota Tasikmalaya Menurut Penelitian Para Akademisi

banjir di kota tasikmalaya
Banjir di Jalan HZ Mustofa pekan kemarin. (IST)
0 Komentar

Atas persoalan itu, para peneliti pun merekomendasikan beberapa solusi. Pertama, peningkatan kapasitas saluran drainase. Kedua, pembangunan saluran baru yang lebih besar agar dapat menampung debit air hujan yang semakin meningkat.

Selain itu, penggunaan kolam retensi juga dianggap sebagai solusi yang efektif. Salah satu contohnya adalah kolam retensi di sekitar saluran Cisalim yang ternyata mampu mengurangi debit puncak banjir hingga 56-59%. Kolam ini berfungsi sebagai tampungan sementara sebelum air dialirkan ke saluran utama.

Dinas terkait juga didorong untuk melakukan pemeliharaan rutin saluran drainase guna mengurangi sedimentasi dan penyumbatan akibat sampah. Dengan drainase yang lebih bersih, aliran air dapat berjalan lebih lancar dan mengurangi risiko genangan.

Baca Juga:Punya Banyak Aset Tanah di Tasikmalaya, Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati Miliki Total Harta Kekayaan SeginiMau Jemur Baju Takut Hujan? Ini Dia Prediksi Cuaca Kota Tasikmalaya Hari Ini Kamis 13 Maret 2025 Menurut BMKG

Regulasi tata ruang yang lebih ketat juga menjadi faktor penting dalam upaya mitigasi banjir. Pengawasan terhadap alih fungsi lahan harus diperketat agar lahan resapan air tetap tersedia.

Aktivis sosial Tasikmalaya, Fathurochman SPd, menilai bahwa penelitian dari berbagai jurnal terkait genangan air di Kota Tasikmalaya menandakan bahwa peristiwa tersebut bukanlah hal baru. Oleh karena itu, Dinas PUTR sepatutnya bisa menyusun rencana atau strategi preventif untuk mencegah genangan air. Bukan hanya sekadar meminta masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.

“Termasuk membeberkan jika memang ada perusahaan yang dibangun atas alih fungsi lahan,” katanya.

Ia juga menyoroti bahwa selama ini pemerintah kota seperti tidak menggandeng akademisi dalam menyelesaikan masalah genangan air.

“Terbukti dari berbagai penelitian di jurnal itu, tampak tak dilakukan pemerintah. Seharusnya, kajian ilmiah ini bisa menjadi dasar bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan yang lebih efektif,” tambahnya. (Ayu Sabrina)

0 Komentar