Tidak hanya itu, pemilihan set lokasi seperti kebun salak dan rumah desa semakin memperkuat nuansa horor otentik.
Alih-alih memanfaatkan set buatan yang kaku, Singsot justru menawarkan estetika horor yang sederhana namun mengena.
Meski berhasil menampilkan horor yang membekas, beberapa elemen masih terasa kurang maksimal.
Baca Juga:Musisi Indonesia Masuk Nominasi Music Awards Japan 2025, Dari Bernadya hingga LyodraMesa Hira dan Fajar Noor Ternyata Sepupuan, Fakta Mengejutkan Indonesian Idol 2025
Misalnya, penggunaan efek visual yang kadang tidak konsisten sehingga mengganggu kenyamanan menonton.
Namun demikian, Singsot (2025) tetap menawarkan angin segar di tengah tren horor yang monoton.
Film ini mengedepankan cerita dan karakter yang kuat ketimbang hanya mengandalkan ketakutan instan.
Singsot 2025 sukses menghadirkan horor yang tidak sekadar menakut-nakuti, tetapi juga kaya akan nilai budaya dan sosial.