TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, dijaga ketat aparat, Selasa (4/3/2025).
Sebuah kendaraan taktis (rantis) meriam air atau water cannon juga diparkir di depan gedung DPRD.
Pengamanan ketat itu dilakukan sebab di dalam gedung tengah dilangsungkan serah terima jabatan dari Pj Wali Kota Tasikmalaya Asep Sukmana kepada Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan serta wakilnya Rd Diky Candra Negara.
Baca Juga:Kemendagri Siap Bantu Anggaran PSU Daerah Tapi dengan Catatan Sebagai BerikutKasus Pertamax Oplosan: Konsumen Kecewa, Penjualan Anjlok
Sementara di luar gedung, puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan
“Apa kabar Wali Kota 100 Ribu” sebagai bentuk sindiran terhadap kepemimpinan Viman. Dalam suasana Ramadan, massa aksi tetap bersemangat berdiri lama dan berorasi di bawah terik matahari.
“Wali kota bukan content creator! Wali kota harusnya bisa menyelesaikan permasalahan di Kota Tasik. Masalah di Ciangir belum selesai, masalah kemiskinan masih ada. Kita juga harus pastikan reformasi birokrasi berjalan baik di pemerintahannya. Bukan kemaslahatan sepihak. Kita bisa melihat, banyak gelandangan masih ada di jalan. Apakah pemerintah Kota Tasik hadir? Tidak ada!” seru orator bernama Deden dari atas mobil komando.
Tampak beberapa peserta aksi menutupi kepala mereka dengan bendera untuk melindungi diri dari panasnya matahari. Di tengah aksi, Viman bersama wakilnya Diky Chandra mendatangi masa aksi.
Didampingi sejumlah kepala dinas, ia bersama Diky duduk melingkar di atas aspal, berdiskusi dengan para mahasiswa.
“Kita duduk, kita tarung gagasan. Kami minta hadirkan semua kepala dinas. Bapak harus bisa, kan bapak walikotanya. Sekda harus bisa menghadirkan anak buahnya,” ujar Deden.
Selama lebih dari satu jam, mahasiswa dan jajaran pejabat Pemerintah Kota Tasikmalaya duduk melingkar, berdiskusi secara terbuka.
Baca Juga:Malu Perusahaan Negara Tercoreng, Direktur Utama Pertamina Persero Minta Maaf kepada Rakyat IndonesiaPenggemar Kripto Bersiap Pesta Pora! Harga Bitcoin Hari Ini Mulai Hijau, Tanda-Tanda Pembalikan Tren?
Kritik dan saran dilontarkan mahasiswa, sementara Viman-Diky tampak mendengarkan dengan seksama.
“Kita selalu harus bersama-sama. Kami, Viman-Diky, bukan kepala daerah yang antikritik. Kita jalin masukan dari mahasiswa, karena memang kita perlu. Kami ingin pemerintahan ada reformasi birokrasi, dan meritokrasi adalah jawaban. Bagaimana kita bisa menyesuaikan kompetensi, menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat. Pemerintahan Kota Tasik ke depan adalah pemerintahan yang terbuka, tidak antikritik. Kita harus kolaborasi—pemerintah, akademisi, mahasiswa—untuk menjadikan Kota Tasik sebagai harapan baru Kota Tasik Maju,” ujar Viman, yang saat itu mengenakan pakaian sipil lengkap dengan dasi dan peci. (Ayu Sabrina)