BPBD Kabupaten Tasikmalaya Ajarkan Mahasiswa Cara Mengkaji Risiko Bencana

BPBD Kabupaten Tasikmalaya
Suasana kamp para mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah, yang sedang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Desa Cipatujah, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya pada 18 Desember 2024. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Bencana alam merupakan tantangan serius yang memengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai daerah.

Dalam konteks ini, peran pemuda menjadi sangat penting sebagai agen perubahan yang mampu memberikan kontribusi signifikan dalam upaya penanggulangan bencana.

Hal ini tercermin dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya bersama mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas), yang sedang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Desa Cipatujah, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya pada 18-19 Desember 2024.

Baca Juga:Tasik Hujan, Objek Wisata Kampung Naga Dilanda LongsorPembebasan Lahan Jembatan Cirahong 2 Penghubung Tasik-Ciamis Dicanangkan 2025, Anggaran Belum Muncul

Abdul Azis Riswandi SKep, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, menekankan bahwa pemuda memiliki peran strategis dalam menghadapi isu perubahan iklim dan berbagai risiko bencana.

Menurutnya, pemuda berada dalam masa pertumbuhan dan pengembangan diri, sehingga memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan.

Ia menyebutkan bahwa banyak kontribusi yang dapat dilakukan oleh pemuda dalam gerakan perubahan, terutama dalam konteks penanggulangan bencana.

Azis menjelaskan bahwa pemuda dapat berperan sebagai edukator, inovator, penggerak komunitas tim siaga bencana, serta pelaku pelatihan dan pemetaan partisipatif.

Dalam peran ini, mereka diharapkan mampu mengedukasi masyarakat tentang risiko bencana dan cara mitigasinya, serta menciptakan solusi kreatif untuk menghadapi tantangan yang muncul akibat bencana.

Selain itu, pemuda juga dapat memfasilitasi kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan organisasi nonpemerintah.

Sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan, pembentukan tim siaga bencana di tingkat desa dan sekolah menjadi langkah penting.

Baca Juga:Desain Modern dan Fitur Canggih, Inilah 7 Alasan Leveluk JR IV 40 Lebih Baik dari Mesin Air Alkali LainSudah Survei, Inilah Titik Lokasi Pembangunan Jembatan Cirahong 2 Pengganti Cirahong 1 Penghubung Tasik-Ciamis

Tim ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat melalui pelatihan yang disesuaikan dengan bidang keilmuan para pemuda. Pelatihan ini meliputi mitigasi bencana, pertolongan pertama, dan manajemen krisis.

”Keterlibatan langsung ini, tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan praktis tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawab sosial mereka,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Rabu, 18 Desember 2024.

Aam Muharam SIP, selaku koordinator lapangan dan analis kebencanaan, menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melibatkan praktek kajian risiko bencana dan simulasi penanggulangan kegawatdaruratan bencana.

Sebanyak 89 mahasiswa berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang terbagi menjadi empat kelompok berdasarkan jenis ancaman bencana, yaitu gempa bumi, tsunami, gelombang ekstrem dan abrasi, serta cuaca ekstrem.

0 Komentar