TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ulama serta Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Tasikmalaya pada dasarnya sudah mendukung penanganan sampah yang dilakukan pemerintah. Meskipun sejauh ini belum ada ajakan kolaborasi dari pemerintah kepada ulama dan juga pengurus masjid.
Ketua DMI Kota Tasikmalaya H Tatang Fariedh mengatakan bahwa secara resmi pemerintah belum ada ajakan untuk penanganan sampah. Namun DKM-DKM yang ada di bawah DMI sudah sejak lama mendakwahkan persoalan itu kepada masyarakat.
“Kalau ajakan khusus dari pemerintah sejauh ini belum pernah, tapi soal sampah ini sudah sering kita sampaikan ke masyarakat,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (10/11/2024).
Baca Juga:Jumlah Surat Suara Pilkada Kota Tasikmalaya Belum Sesuai Kebutuhan, KPU Bakal Ajukan LagiKNPI Cihideung Kota Tasikmalaya Ganti Pengurus, Organisasi Pemuda Bakal Olah Potensi Pusat Kota
Menurutnya, banyak masyarakat yang sudah sadar dan tidak membuang sampah dengan sembarangan. Kendati demikian, belum ditunjang dengan sarana yang memadai dari pemerintah. “Pada akhirnya menumpuk berhari-hari tidak diangkut,” ucapnya.
Maka dari itu dia simpulkan, akar permasalahan sampah ini di antaranya adalah ketersediaan sarana dari pemerintah. Bahkan idealnya masing-masing kelurahan memiliki motor gerobak roda tiga untuk optimalisasi penarikan. “Kalau kita lihat masalahnya sudah jelas dari sarana pemerintah yang minim,” terangnya.
Pihaknya pun mendorong agar pemerintah menyediakan sarana prasarana yang ideal. Dari mulai truk pengangkut sampai armada kecil untuk menarik sampah di pemukiman padat. “Anggarkan untuk pembelian armada, jangan terlalu banyak perjalanan dinas,” tuturnya.
Sebelumnya, Tokoh ulama sekaligus Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Kota Tasikmalaya H Nono Nurul Hidayat mengatakan bahwa ulama punya banyak bahan dakwah untuk masyarakat. Soal kebersihan menjadi salah satunya. “Karena agama kan memang mengajarkan hidup bersih,” ucapnya kepada Radar, Jumat (8/11/2024).
Kendati demikian, menurutnya ulama menyampaikan hal tersebut lebih secara umum dari kaca mata agama. Untuk penjelasan lebih spesifik, tentunya pemerintah yang memiliki orang ahli di bidangnya. “Kalau hanya membuang sampah ke tempatnya ya bisa, tapi secara teorinya kan orang pemerintah yang lebih paham,” ucapnya.
Pihaknya mengapresiasi ketika mahasiswa memiliki pandangan suara ulama lebih didengar. Artinya posisi ulama di Kota Tasikmalaya punya poin plus secara khusus di masyarakat. “Ya alhamdulillah ketika warga mau mendengar ulama,” katanya.