“Dari total 90 itu 80 nya siswa reguler, 10 nya yang butuh bimbingan khusus. Jadi bimbingan khusus itu bukan hanya anak-anak autis terus misalkan anak ADHD, tapi ketepatan belajar kan ada anak-anak yang membutuhkan ketepatan belajar itu sekarang diajarin A, lima menit bergeser dia lupa lagi,” ungkapnya.
Sebelum ada kelas inklusi, MI Persis Gandok juga telah menerima siswa yang membutuhkan bimbingan khusus sejak awal berdirinya sekolah tersebut. “Rata-rata bukan dari sisi ADHD ya atau disorder yang fokus ke fokusannya, tapi dia lebih kepada kognitifnya atau kompetensi dasarnya,” katanya.
Dengan adanya kelas inklusi, lanjut dia, akan menjadi cikal bakal sekolah dalam memfasilitasi anak-anak yang membutuhkan bimbingan khusus. (Fitria Widayanti)