Kendalikan Inflasi, Paranje Tasik Jadi Solusi Krisis Pangan dengan Inovasi Ayam Rancage

Paranje Tasik
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya dan Pemerintah Kota Tasikmalaya memberikan bantuan sosial berupa peralatan Paranje Tasik kepada tujuh kelompok tani/ternak di Kota Tasikmalaya, Selasa, 30 Juli 2024. (Fitriah Widayanti / Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dalam upaya mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya dan Pemerintah Kota Tasikmalaya meluncurkan program Paranje Tasik (Pengembangan Ayam Rancage Kota Tasikmalaya) di Kampung Sinar Jaya, Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, pada Selasa, 30 Juli 2024.

Program Paranje Tasik ini memberikan bantuan kepada tujuh kelompok tani di Kota Tasikmalaya, termasuk kelompok subsisten seperti Tani Sinar Jaya, Taruna Tani Mekar Jaya, Mekar Bakti, Taruna Tani Mewangi Mandiri, Tani Sukamekar II, dan Taruna Tani Berkobar.

Acara peresmian tersebut dihadiri oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, Pj Sekda Kota Tasikmalaya Asep Gofarulloh, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Aswin Kosotali, Deputi Direktur BI Laura Rulida Eka Sari, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya Heru Susanto, serta para stakeholders strategis lainnya.

Baca Juga:257 Petani Milenial Lulusan Polbangtan Bogor Siap Mengubah Wajah Pertanian IndonesiaLulusan Polbangtan Bogor Resmi Dilantik, Siap Menjadi Paramedik Veteriner yang Menggebrak Kesehatan Hewan

Program ini merupakan inisiatif pemerintah Kota Tasikmalaya yang dimulai oleh kelompok Tani Sawargi Jaya di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Purbaratu. 

Aswin Kosotali menyatakan bahwa meskipun Kota Tasikmalaya berada di pusat wilayah Priangan Timur, daerah ini tetap menghadapi masalah harga pangan yang fluktuatif.

Dalam tiga tahun terakhir, laju inflasi di Kota Tasikmalaya tercatat rata-rata 3,66 persen (yoy), dengan inflasi bahan makanan mencapai 6,07 persen (yoy). 

Aswin menjelaskan bahwa inflasi bahan makanan yang tinggi disebabkan oleh faktor struktural yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan akses pasar, serta faktor musiman seperti perubahan cuaca, hari besar keagamaan, dan libur panjang.

Kenaikan harga makanan berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan berdampak pada stunting. 

Aswin menambahkan bahwa daging ayam seringkali menjadi pemicu inflasi. 

Oleh karena itu, program Paranje Tasik bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan daging ayam, yang merupakan langkah awal dalam mengatasi permasalahan di sektor hulu.

Cheka Virgowansyah berharap program ini dapat menjadi contoh bagi peternak di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya. 

Baca Juga:AC Milan Bisa Gigit Jari, West Ham Serius Bajak Youssouf Fofana dari Monaco dengan Tawaran Lebih TinggiTransfer Panas, Inter Tekan Marseille dengan Klausul Buy-Back untuk Valentin Carboni

Dia menjelaskan bahwa inovasi ini juga diharapkan dapat mengatasi penurunan harga pemasok, meningkatkan taraf ekonomi, serta menangani masalah sampah di Kota Tasikmalaya yang mencapai 220 ton per hari. 

0 Komentar