CIAMIS, RADARTASIK.ID – Kasus pembunuhan isteri oleh suami di Dusun Sindangjaya Desa Cisontrol Kecamatan Rancah Ciamis telah menyita perhatian banyak pihak.
Banyak yang menyebut jika kasus pembunuhan itu dilatarbelakangi depresinya pelaku berinisial Tar (51) atas kebangkrutan usahanya. Ia juga disebut punya hutang ratusan juta.
Namun informasi ini dibantah salah satu perwakilan keluarga bernama Herawati melalui postingan video di TikTok Medsos Rancah.
Baca Juga:Ketua MUI Kota Banjar Melamar Jadi Bakal Calon Wali Kota ke PKBArdiana Nugraha Terpilih Sebagai Ketua Cabang PMII Kota Tasikmalaya periode 2024-2025
Dalam video itu Hera meluruskan berbagai tudingan dan dugaan yang muncul di masyarakat.
Pertama, soal isu anak pelaku terlilit hutang pinjol untuk bermain slot dengan nomina ratusan juta, hal itu disebut tidak benar.
Hera meluruskan bahwa keluarga pelaku pernah terlilit hutang pinjol namun kejadiannya sudah lama dan sudah terselesaikan.
Selain itu nominalnya pun tidak sebesar yang disebutkan di media sosial.
“Memang keluarga akui pernah dialami (pinjol, Red). Namun sudah lama dan terselesaikan. Akan tetapi bukan sampai terlilit utang sampai ratusan juta, itu tidak benar,” katanya.
Kedua, isu cekcok pelaku dan korban sebelum terjadinya pembunuhan karena membela anaknya yang terlilit pinjol.
“Itu tidak benar, karena mereka itu harmonis,” kata dia.
Ketiga, beredar pula isu pesugihan yang kemudian dibantah Hera dengan keras. Ia menegaskan bahwa saudaranya yang menjadi pelaku pembunuhan adalah orang yang taat beribadah.
“Karena uwa (pelaku, Red) rajin beribadah,” tambahnya.
Baca Juga:10 Bacalon Wali Kota Banjar Paparkan Ide dan Gagasan di Hadapan PublikSK Gerindra Tasikmalaya Akan Jatuh ke Kandidat Ini!Amir Mahpud: Kita Pakai Mazhab Survei!
Hera pun menjelaskan bahwa pria yang akrab ia panggil Wak Acum itu memang mengalami depresi sejak sebelum bulan puasa.
Pihak keluarga pun telah berusaha melakukan pengobatan. Bahkan ia sebagai keponakan juga pernah bersama-sama mengupayakan kesembuhan Acum.
“Dari pihak keluarga tidak berdiam diri, karena mengupayakan pengobatan,” ujarnya.
Kamis pagi pun, kata dia, pihaknya sempat menengok Acum, saat itu kondisinya normal, tidak dalam kondisi agresif dan tempramental.
“Kemudian, uwa risih ketika didekati dan jaga. Karena merasa sehat tidak terjadi apa-apa. Sejak sakit uwa itu tidak banyak bicara, padahal biasanya tidak diam. Saya juga waktu menengok, agar cepat -cepat pulang. Karena merasa baik-baik saja,” katanya.