“Yang jadi persoalan, mereka yang mesantren tidak masuk rombongan belajar. Itu berdampak juga pada IPM,” tandasnya.
Taraf pendidikan baginya sangatlah penting untuk mengukur indeks kualitas demokrasi, hingga rasionalitas para pemilih dalam Pemilu.
Pemilih rasional adalah pemilih yang mengesampingkan faktor emosional dalam memaknai suatu informasi.
2 Pekan Menuju Pemilu, Panwascam Cibeureum Amankan 315 APK Melanggar
Baca Juga:Tensi Politik Tinggi, Perguruan Tinggi di Ciamis Ini Serukan Jaga Keharmonisan BangsaDukung Dunia Pendidikan, bank bjb Kolaborasi dengan Universitas Pakuan
Logika, kata Randi, sama dengan kaidah berpikir, atau juga sesuai akal. Bukan semata-mata rasional. Sedangkan, perasaan beda perhitangan dengan akal.
“Itulah kenapa pendidikan rendah akan berpengaruh terhadap kualitas demokrasi. Karena, pendidikan dalam logika bernegara adalah upaya agar menghasilkan warga negara yang baik,” kata dia.
“Makanya sebisa mungkin sampai SMA karena pada tahap itulah manusia sudah mencapai akal yang dewasa, sehingga bisa mencerna logika bernegara yang benar dan tepat sekaligus mendalam. Kalau di SD dicekoki pemahaman bahwa negara itu seperti apa, ya tidak bisa,” lanjutnya.
Segini Dana Kampanye Partai Politik di Kota Tasikmalaya, Ada Yang Angkanya Rp 745 Juta
“Ketika pendidikan rendah, sementara di luar juga tidak menerima pendidikan semacam itu ya berarti logika bernegara-nya dibangun oleh apa?” tanya Randi.
“Berarti dibangun oleh informasi yang sifatnya populer saja, seperti dari TikTok. Kalau dulu misalnya, didapatkan dari pengajian. Berarti itulah yang menentukan,” tambahnya.
Jika taraf pendidikan sekolah baik dimulai dari lulusan SLTA, beragam pengetahuan bernegara disimpulkannya sudah tersampaikan secara teori. Sehingga, pemilih akan lebih rasional ketimbang mengandalkan perasaan.
Baca Juga:3 Pilihan Ridwan Kamil untuk Kelanjutan Karier Politik Pasca Pemilu 2024, Muncul Opsi Jadi MenteriDiluar Nurul, Chery Omoda E5 Sudah Dipesan 500 Unit Sebelum Rilis Hari Ini, Indonesia Jadi Negara Pertama Pemasaran Globalnya
“Masyarakat semuanya sudah SMA, pembelajaran-nya bagus. Artinya setiap warga negara sudah memiliki logika bernegara yang baik. Sehingga ketika memilih, ia memilih berdasarkan logika yang betul,” pungkasnya. (Ayu Sabrina B)