TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kabupaten Tasikmalaya kini tengah menjadi sorotan nasional berkat partisipasinya dalam Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Dataran Tinggi atau lebih dikenal sebagai proyek Upland.
Program ini merupakan inisiatif yang didanai melalui pinjaman dari Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) dengan skema pembayaran yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.
Dalam pelaksanaannya, proyek ini menggunakan mekanisme on-granting, di mana pemerintah daerah menalangi biaya kegiatan di tingkat lokal.
Baca Juga:Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kabupaten Tasikmalaya, Upland Hadir dengan Modal Pembiayaan yang MudahMengatasi Tantangan Pertanian di Dataran Tinggi, Solusi dari Proyek UPLAND
Upland dirancang untuk mengembangkan komoditas pertanian yang spesifik lokasi, tidak hanya guna memenuhi pasar dalam negeri, tetapi juga menargetkan pasar ekspor.
Dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, proyek ini melibatkan seluruh fase kegiatan pertanian, mulai dari persiapan lahan dan air, budi daya, pasca panen, hingga pemasaran.
Tujuan utama proyek ini adalah menciptakan lapangan kerja bagi para petani, meningkatkan nilai tambah, dan membentuk kelembagaan pertanian yang profesional di tingkat lokal.
Pada periode 2021-2024, Kabupaten Tasikmalaya memfokuskan pengembangan kawasan padi organik seluas 500 hektar di Kecamatan Cipatujah, yang mencakup Desa Bantarkalong, Darawati, Padawaras, dan Kertasari.
Upaya ini merupakan bagian dari pengembangan usaha tani berbasis agroekologi yang mempertimbangkan empat dimensi penting: sosial ekonomi, sumber daya sebagai aset produksi, peran aktif masyarakat, serta implementasi program yang realistis.
Budi daya padi organik di Kabupaten Tasikmalaya sebenarnya sudah dimulai sejak 2022 di Desa Sukapada, Kecamatan Pagerageung.
Penerapan teknologi dilakukan melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Ekologi Tanah (SL-PET) yang diikuti dengan program etalase organik di berbagai kecamatan melalui demonstrasi lapangan pada 2006-2007.
Baca Juga:Bukan Sekadar Bertani, Inilah Strategi Besar di Balik Pengembangan Padi Organik di Tasik UtaraPanen Lebih Menguntungkan! Inilah Peran BUMP dalam Peningkatan Harga Padi Organik di Kabupaten Tasikmalaya
Pada 20 Agustus 2009, Gapoktan Simpatik berhasil melakukan ekspor perdana beras organik ke Amerika Serikat sebanyak 18 ton.
Sejak 2009 hingga 2019, Kabupaten Tasikmalaya melalui Gapoktan Simpatik, Koperasi Gapoktan Simpatik, dan Koperasi MSA telah mengekspor 634.156,2 ton beras organik ke berbagai negara di Eropa seperti Jerman, Swiss, Italia, Belanda, dan Belgia, serta negara-negara di Asia dan Amerika Serikat.
Namun, sejak akhir 2019, produksi padi organik di kabupaten ini mengalami stagnasi bahkan penurunan.