GARUT, RADARTASIK.ID – Dampak musim kemarau semakin dirasakan masyarakat di Kabupaten Garut. Karena itu, status tanggap darurat kekeringan pun diperpanjang selama 14 hari ke depan.
Kepala BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saepulloh mengatakan, masyarakat masih kesulitan air bersih, sehingga tanggap darurat dilanjutkan setelah kemarin berakhir di tanggal 10 September 2023. “Jadi kita lanjut ke tahap kedua,” ucapnya, Senin 11 September 2023.
Dalam perpanjangan masa tanggap darurat kekeringan, pihaknya selain menyalurkan air bersih juga melakuan pipanisasi untuk saluran air. “Insfrastruktur juga kita sedang berproses bekerja sama dengan TNI dan Polri,” katanya.
Baca Juga:147 Peserta Ikuti Festival Tari Jaipong di Kabupaten Garut, Upaya Ngamumule KesenianTanggulangi Kekeringan, Pemkab Garut Akan Gelontorkan Rp 2 Miliar
Aah Anwar Saepulloh menuturkan, selama tanggap darurat kekeringan pertama, pihaknya sudah mendistribusikan air bersih ke 10 kecamatan sebanyak 200 ribu liter air.
Jumlah itu, kata dia, kemungkinan akan bertambah seiring bertambahnya kecamatan yang mengajukan air bersih.
Pihaknya juga kini menyiapkan tangki tambahan untuk pendistribusian air bersih agar lebih maksimal. “Karena kecamatannya nambah, kemudian ada penambahan armada juga yang tadinya kita 7 menjadi 9 armada,” lanjutnya.
Jumlah Kecamatan Tanggap Darurat Kekeringan Bertambah
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Gatut Wardi Sudrajat menambahkan, adanya penambahan kecamatan yang masuk status tanggap darurat sesuai hasil assessment di lapangan.
“Di luar yang 10 itu, masih variatif karena kita juga menunggu hasil assessment di lapangan,” ungkapnya.
Dalam masa tanggap darurat, kata Wardi Sudrajat, selain fokus pada pendistribusian air bersih pihaknya juga melakukan pipanisasi.
Dia menyebut titik fokus pendistribusian air bersih di empat kecamatan. “Jadi Malangbong kita konsentrasi kemudian Cigedug, Pasirwangi, dan Pameungpeuk,” katanya. (*)