TASIK, RADSIK – Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin menyoroti pematangan akses jalan untuk pembangunan pasar baru di Desa Cilampunghilir Kecamatan Padakembang yang terkesan asal-asalan.
“Saat melakukan monitoring ke lokasi, proses pembangunannya terlihat asal-asalan. Padahal perusahaan yang mengerjakan mendapatkan untung, sementara pengerjaannya tidak serius. Saya cukup kesal, karena nanti yang dimarahi itu saya. Pada prinsipnya mari berusaha tuntaskan program sesuai kewajibannya. Di sisi lain mendapatkan rezeki itu silahkan, kami tidak mempersoalkan itu. Tapi pengerjaannya diminta serius,” ujarnya kepada Radar saat ditemui usai kegiatan di Desa Nusawangi Kecamatan Cisayong, Rabu (24/8/2022).
Cecep mengaku tidak pernah memiliki pemikiran subjektif kepada siapa pun. Tetapi, jika ada yang kerja asal-asalan, pasti akan marah-marah. “Hal tersebut bukan karena apa-apa, sebab ketika pekerjaan tidak sesuai, yang didemo itu kalau tidak bupati ya wakil bupati,” ucap dia, menjelaskan.
Baca Juga:Budiman Bela Da SilvaPancasalah Laksamana
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Kata dia, dirinya sebelumnya sudah datang ke Campakasari untuk mengecek pembangunan jalan. Di sana saja sudah selesai, namun ini belum juga ada progres yang signifikan. Padahal jika dilihat, sumber bahan bakunya cukup dekat.
Orang nomor dua di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya ini mengaku telah menghitung akses jalan ke pasar baru yang akan dibangun tersebut. Kurang lebih lahannya seluas satu hektare atau 10.000 meter.
Sementara itu, untuk urugan tanahnya sekitar tiga meter, sehingga total kebutuhannya mencapai 30.000 kubik tanah. Jika satu dump truk berisikan enam kubik, berarti dibutuhkan 5.000 truk.
“Beberapa pekan yang lalu, ketika datang ke lokasi pematangan lahan belum apa-apa. Mau seperti apa ini skema pekerjaannya, kalau harus membutuhkan 5.000 truk. Jika dibagi 150 hari kerja, maka minimal sehari itu membutuhkan 33 truk. Ketika saya datang ke sana, ukuran bekonya kecil. Itu bagaimana kerjanya? padahal itu besaran anggarannya mencapai Rp 5,3 miliar. Ini kontraktornya harus serius yang memiliki uang dan memiliki truk, jangan menunggu yang melangsir,”” ucapnya, mengeluhkan.
Cecep mengaku idak benci siapa pun. Namun, pekerjaan ini merupakan pekerjaan dhohir, bukan pekerjaan gaib. Pematangan lahan ini, menurutnya bisa dihitung secara sistematis. “Saya hanya membantu bagaimana mereka kerjanya serius. Daripada monitoring-nya diujung waktu sudah habis, makanya lebih baik sekarang,” ucap dia.