Yusuf-AW Paket Komplet

TASIK, RADSIK – Jelang Pilkada Kota Tasikmalaya Tahun 2024, para elite partai politik dan tokoh yang digadang-gadang mencalonkan mulai tebar pesona. Hal itu penting untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas para kandidat.

Seperti yang terjadi saat syukur waktu di Taman Kota Tasikmalaya, Sabtu (24/12/2022) yang dihadiri Ketua DPD Partai Golkar H Muhammad Yusuf, Ketua Bappilu DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Dr H Iwan Saputra dan Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Agus Wahyudin (AW) yang digadang-gadang akan maju di Pilkada 2024.

Otomatis kehadiran ketiganya pun menjadi magnet dalam acara tersebut. Tak sedikit dari peserta yang menilai bahwa kehadiran mereka menjadi sinyal paket Yusuf-Agus. Apalagi chemistry keduanya sudah terbangun sejak Yusuf masih menjabat sebagai wali Kota Tasikmalaya.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Terlihat Yusuf dan Agus pun selalu mengumbar senyum kepada masyarakat. Ketika ini terjadi, kolaisi Golkar-PPP akan kembali terulang. Namun, semuanya tergantung konstelasi politik di nasional, provinsi dan daerah. Apalagi, untuk PPP dinamikanya masih sangat kental. Pasalnya figur Yanto Oce pun terus berakselerasi untuk bisa meraih SK dari PPP.

Pengamat Politik Tasikmalaya Asep M Tamam menilai Yusuf dan Agus Wahyudin bisa menjadi paket pasangan ideal. Sepak terjang masing-masing dalam urusan pemerintahan sudah tidak diragukan lagi.

“Realitas chemistry Pak Yusuf dengan Pak AW (Agus Wahyudin) memang sudah begitu. Karena, kerap tampil akrab dan romantis. Ideal sih, satu mantan birokrat dan satu lagi legislator dan juga background santri. Komplementer,” ujarnya kepada Radar, Minggu (25/12/2022.

Tokoh akademisi Tasikmalaya ini menilai kedekatan dua figur politik itu bisa menjadi sinyal ke depan untuk dilanjutkan. Pasalnya, keduanya memiliki idealitas figur kepemimpinan yang lahir bukan dari proses instan.

“Kalau chemistry jauh-jauh hari akan lebih baik. Biasanya perjodohan di akhir sesi. Nah akhirnya chemistry dibangun prematur. Apalagi di sana juga kita lihat ada figur H Iwan Saputra sebagai king maker juga panglayarnya. Ini bisa jadi sinyal, yang terlihatnya saja begitu romantis apalagi yang tidak terlihatnya, bisa jadi lebih intens mungkin,” kata Asep.

Semetnara itu, Ketua Bappilu DPD Partai Golkar Kota Tasikmalaya Isep Rislia mengatakan, hasil rakerda sudah jadi kepastian untuk calon dari Golkar H Yusuf. Kemudian melihat di koalisi KIB bahwa PPP merupakan bagian dari koalisi bersama Golkar, hal tersebut mungkin saja terjadi di daerah.

“Maka mungkin bisa saja (pemaketan, Red). Karena Pak AW notabene dari PPP, bisa aja ada komunikasi politik atau lainnya dengan kedekatan yang terbilang akrab dengan ketua (H Yusuf),” katanya.

Namun, lanjut dia, untuk mengerucut ke arah koalisi tentunya masih terlalu dini untuk dipastikan. Meski memang dalam politik segala sesuatu perlu penjajakan, terlepas dari PPP siapa yang nanti bakal diusung. “Kalau komunikasi sudah baik dan akrab, ketika dijodohkan kita sudah tak canggung lagi. Dengan siapapun kan perlu dijalin komunikasi baik. Apalagi kita sesama Koalisi KIB. Semoga saja bisa berkelanjutan,” ujar ketua Fraksi Golkar tersebut.

“Keduanya berpengalaman di pemerintahan maka saling memahami. Enggak perlu lagi belajar tinggal lari. Pak AW pengalaman beberapa periode di DPRD bahkan pernah jadi ketua. Begitu juga Pak Yusuf pengalaman menjadi wakil dan juga wali kota,” sambung Isep.

Senada dengan dia, Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Tasikmalaya Eries Hermawan menjelaskan sampai saat ini KIB (koalisi Indonesia Bersatu) belum terbangun untuk di Kota Tasikmalaya. Selepas purna dari wali kota H Yusuf memang dipersilahkan membangun komunikasi dengan siapa saja dan partai mana saja.

“Jika memungkinkan dengan PPP lagi dan PAN sebagai teman koalisi baru setelah PKB menjalin dengan yang lain. Semuanya serba mungkin, namun hasil pemilu legislatif nanti merupakan kata kunci ketika kita akan melaksanakan akad berpasangan untuk pilwalkot nanti,” analisisnya.

Meski pun, lanjut Eries, koalisi yang terbangun di pusat tidak mesti paralel sama ke daerah. Kalau pun tidak memungkinkan kembali berkoalisi dengan PPP,  bisa dengan partai yang lainnya. “Selama satu pemikiran menuju kemajuan Tasikmalaya lebih dari sebelumnya,” harap dia. (igi)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!