CIAMIS, RADARTASIK.ID – Kisah Daryaman (40) pedagang gorengan yang meraih gelar doktor program studi Pendidikan Islam di UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada 6 Februari 2024 lalu patut dicontoh.
Bahwa menuntut ilmu tidak memandang latar belakang dan kondisi.
Daryaman membuktikan bahwa meski kesehariannya berjualan gorengan, ia bisa menempuh pendidikan doktoral dan menuntaskannya dengan sempurna.
Sekeluarga Keracunan Usai Konsumsi Jamur Liar dari Pabrik Kayu di Ciamis
Baca Juga:Penyalahguna Narkoba Bukan Hanya Laki-Laki, Perempuan di Kota dan di Desa Juga Banyak!9 Nama Caleg Dapil II Ciamis dengan Perolehan Suara Tinggi dan Berpeluang Lolos
Selepas menamatkan pendidikan sarjananya itu, ia pulang ke kampung halamannya di Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Ia pun berusaha melamar pekerjaan agar punya pendapatan.
“Saat pulang saya melamar pekerjaan di mana-mana ditolak, akhirnya ijazah pun disimpan semuanya. Sehingga memutuskan untuk bekerja serabutan yaitu kuli panggul kayu selama dua tahun 2010-2012,” katanya kepada Radar, Jumat, 23 Februari 2024.
Dari pengalaman menjadi kuli panggul kayu ini lah, Daryaman mengambil banyak pelajaran. Bahwa menjadi pesuruh atau bawahan sungguh tidak mengenakan.
“Dari situ lah ada keinginan menjadi bos, sehingga ke depannya harus bisnis. Tetapi belum mengetahui bisnis apa,” ujarnya.
Pria yang kini telah bergelar doktor itu mengaku tidak gengsi menjadi kuli panggul, meskipun waktu itu gelarnya adalah sarjana.
Sebab baginya yang penting saat itu tidak menganggur di rumah dan bisa punya penghasilan.
Baca Juga:Siasati Harga Beras Mahal, Perempuan Ini Pilih Oplos yang Murah dengan PremiumDituding Gagal Tangani Sampah, Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah Bilang Begini
Setelah menikah, ia pun bingung apakah melanjutkan bekerja lagi menjadi kuli atau berdagang. Tetapi ia pun memutuskan untuk fokus berjualan gorengan saat awal Ramadhan tahun 2012.