INDIHIANG, RADSIK – Serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih mengancam. Sebagaimana diketahui, DBD menjadi salah satu penyakit yang mengancam jiwa. Meski banyak yang sembuh, sebagian penderita tutup usia karena kondisinya yang berat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sejak awal Januari sampai 20 Desember 2022 tercatat ada 1.831 kasus DBD. Jumlah tersebut dua kali lipat dari tahun 2021 yang berada di angka 910 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra mengungkapkan secara akumulasi kasus DBD memang meningkat. Hal itu terjadi di seluruh nusantara, di mana wilayah Jawa Barat memang terbilang paling tinggi. “Secara nasional memang meningkat. Di daerah-daerah sekitar Tasik juga peningkatannya sekitar dua kali lipat,” ungkapnya.
Baca Juga:Libur Panjang, Lalu Lintas Diprediksi MeningkatAjak Warga Binaan Introspeksi Diri
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Meskipun untuk hitungan tahun meningkat, kata dia, namun jika diurai ke hitungan bulan, saat ini sudah mulai melandai. Temuan kasus DBD sejak Bulan Agustus sampai Desember per bulannya terbilang lebih sedikit. “Puncaknya itu di bulan Juli di mana sebulan hampir 250 kasus. Setelah itu turun setiap bulannya dan Desember ini ada 23 kasus,” katanya.
Kasus warga yang meninggal karena DBD pun sudah tidak ditemukan sejak Agustus 2022. Saat ini, Dinas Kesehatan mencatat penderita DBD yang meninggal ada sebanyak 28 orang. “Itu juga kasusnya sampai Juli. Dari Agustus ke sini enggak ada kasus meninggal,” ucapnya.
Dia menegaskan terjadinya tren penurunan bukan berarti kewaspadaan terhadap DBD melemah. Langkah-langkah pencegahan tetap dilakukan. Khususnya pemberantasan sarang nyamuk. “Karena dikhawatirkan saat ini adalah masa perindukan nyamuk aedes aegypti sebagai vektor penularan DBD,” tandasnya.
Pencegahan ini tentunya butuh peran penting dari masyarakat untuk mengecek lokasi-lokasi air bersih menggenang. Pasalnya perindukan nyamuk ini biasanya ada di dalam rumah-rumah warga. “Seperti penampungan dispenser, belakang kulkas, bak mandi dan lain-lain,” imbuhnya. (rga)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!